Anak perempuan pertama akan mendapatkan warisan berupa rumah dan seluruh barang-barang yang ada di dalamnya.
Jadi, jika seseorang mempunyai beberapa orang anak perempuan, anak perempuan yang paling tualah yang akan mendapatkan rumah jika orang tuanya sudah meninggal dunia.
Boleh dibilang rumah-rumah yang ada di Semende adalah rumah yang diwariskan secara turun temurun.
BACA JUGA : Perampok Tauke Sawit di Banyuasin Diduga Sempat Ngopi Bareng Korban
Anak laki-laki sama sekali nggak bisa mendapatkan hak tersebut, sekalipun ia anak sulung di keluarga.
Dan apabila anak pertama dalam sebuah keluarga adalah anak laki-laki sementara anak keduanya merupakan anak perempuan, tetap anak perempuan tersebut yang akan mendapatkan warisan.
Lantas, gimana kalau nggak ada anak perempuan sama sekali? Tetap saja anak laki-laki nggak akan memperoleh warisan Tunggu Tubang.
Maka beruntunglah masyarakat Semende yang berhasil mempersunting perempuan Tunggu Tubang, mereka umumnya bisa tinggal di rumah yang sudah diwariskan tanpa perlu membeli rumah.
BACA JUGA : Idul Adha Identik Makan Daging, Ini Cara Tolak Makan Daging Lebaran Jadi Bahagia
Adat ini mungkin muncul karena laki-laki dianggap sebagai seorang pemimpin yang bisa mencari uang sendiri, sehingga Tunggu Tubang dikhususkan untuk perempuan.
Hal identik lainnya yang berasal dari Semende atau Semendo adalah kopi Semendo. Kopi berjenis robusta ini memiliki cita rasa yang sangat lezat dan nikmat.
Kopi Semendo banyak dikirim dan dijual ke berbagai daerah. Mayoritas menyukai kopi ini karena rasanya yang memang sedap.