MUREKS.CO.ID – Kerusuhan pecah usai pertandingan Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Propinsi Jawa Timur, Sabtu, 1 Oktober 2022. Insiden tersebut terjadi setelah Arema FC kalah di kandang sendiri atas Persebaya 2-3.
Saat kerusuhan terjadi, pihak keamanan sempat kesulitan melakukan evakuasi terhadap pemain dan ofisial Persebaya. Kondisi sekitar Stadion Kanjuruhan cukup mencekam dirasakan ofisial dan pemain Persebaya.
Baca Juga :Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, 127 Orang Tewas
Mereka hanya diberikan waktu lima menit untuk ganti pakaian sebelum dievakuasi ke dalam kendaraan taktis (Rantis). Begitu peluit panjang berbunyi, pemain Persebaya langsung lari ke ruang ganti. Di ruang ganti pemain langsung diminta cepat keluar untuk masuk kendaraan barakuda milik polisi.
“Kami hanya diberi waktu lima menit untuk ganti baju,” cerita Nanang Prianto, ofisial Persebaya dikutif dari Disway.id, Minggu, 1 Oktober 2022.
Baca Juga :Kronologis Insiden Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Nanang menceritakan, pemain dan ofisial terpaksa berdesakan masuk rantis yang idealnya hanya diisi empat orang.
Setelah masuk rantis ternyata tudak serta merta membuat pemain dan ofisial Persebaya aman. Mereka sempat dikepung massa. Kendaraan tidak bisa berjalan saat di gerbang keluar Stadion Kanjuruhan. Masa terlihat sempat membakar mobil.
“Setelah 1 jam 30 menit, rantis bisa bergerak karena ada mobil water canon membuka jalan,” cerita Nanang.
Baca Juga :Provider tak Pernah Lapor Bangun Menara BTS di Musi Rawas
Mobil rantis pun sempat dilempari ketika keluar dari Gerbang Stadion Kanjuruhan. Upaya penghadangan rantis tidak hanya di sekitar stadion.
Sampai depan Bakso Duro (Kepanjen) masih ada upaya-upaya penghadangan dan pelemparan di jalan. Kendaraan baru aman selepas perempatan Zipur. Rombongan rantis Persebaya baru lancar menuju tol ke Surabaya. (disway.id)
