10 Kasus Orang Hanyut Ditangani, 9 Ditemukan Tewas

oleh
oleh

MUSI RAWAS,MEREKA.CK.ID- Sepanjang 2022 (Januari- Juni), sedikitnya 10 kasus orang hilang atau hanyut dengan 10 korban telah ditangani Unit Basarnas MLM (Mura, Lubuklinggau, Muratara). Dimana 9 korban ditemukan sudah meninggal dunia (tewas) dan 1 korban ditemukan selamat. 

“Untuk 2022 ini, sudah ada 10 kasus orang hilang atau hanyut yang kita tangani. Namun, dari 10 kasus dan 10 korban itu, 9 korban ditemukan tewas dan 1 korban alhamdulillah ditemukan selamat,” kata Kepala Basarnas Sumsel, Hery Marantika melalui Ka Unit Basarnas MLM, Wahit Ivan Afrianto, saat diwawancarai Musirawas Ekspres, Senin (25/07/2022).

Dia menjelaskan, dari 10 kasus tersebut, 7 kasus diantaranya terjadi di wilayah Kabupaten Musi Rawas (Mura), 2 kasus terjadi di Kabupaten Muba, dan 1 kasus terjadi di Kabupaten Muratara. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya (2021, red).

“Paling banyak di Kabupaten Mura, karena memang banyak terdapat sungau besar di Kabupaten berselogan Bumi Lan Serasan Sekantenan ini,” jelasnya.

Sedangkan di 2021 lalu lanjut dia, ada ada 4 kasus orang hilang atau orang hanyut, dan semuanya ditemukan meninggal dunia. Dimana 4 kasus itu terjadi di Kabupaten Mura 1 kasus, Kota Lubuklinggau 1 kasus, Kabupaten Empat Lawang 1 kasus dan di Kabupaten Muba 1 kasus.

“Melihat data ini, kasus orang hanyut di tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. Apalagi ini baru 7 bulan berjalan. Artinya tidak menutup kemungkinan, bisa bertambah. Namun, kita berharap tidak ada kasus baru lagi baik di Mura, Lubuklinggau maupun di Muratara,” ungkapnya.

Dia juga mengakui, ada beberapa kendala yang dihadapi personil Basarnas saat melakukan pencarian terhadap korban hanyut tersebut, sehingga hampir 95 persen korban ditemukan sudah meninggal dunia, seperti kondisi sungai yang luas dan arusnya deras, kemudian kondisi air sungai yang keruh.

“Karena, jika air keruh upaya pencarian dengan metode penyelaman tidak akan optimal, karena jarak pandang akan terganggu. Kemudiam kendala lainnya yakni kontruksi sungai yang bebetuan dan banyaknya ranting pohon yang menghambat proses pencarian,” jelasnya.

Dia juga mengatakan, masih terjadinya kasus orang hanyut tersebut masih katanya, ada beberapa faktor yang menjadi latar belakang, seperti kurangnya alat pelindung atau pengaman yang digunakan masyarakat, saat beraktivitas disekitar sungai, dan juga kurangnya kewaspadaan masyarakat saat instensitas air sungai naik.

“Apalagi hampir sebagian masyarakat ini masih banyak yang beraktivitas di sekitar sungai. Tapi mereka sudah waspada, mereka tidak membawa pelindung diri dan lain sebagainya,” ujarnya.

Untuk itu, dia menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan melengkapi diri dengan alat pelindung minimal jaket pelampung saat hendak beraktivitas di sungai, serta mengurangai aktivitas di sungai saat air sungai naik, karena sangat membahayakan keselamatan.

“Kemudian kepada orang tua khususnya, akan lebih memperhatikan aktivitas anaknya, jika perlu melarang anak untuk beraktivitas atau bermain di sekitar sungai, apalagi saat air sungai naik,” sampainya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, dia juga berharap kepada masyarakat agar aktif menyampaikan informasi kejadian orang hanyut ke Basarnas, sehingga bisa dilakukan tindakan pencarian secepat mungkin.

“Kami siaga 24 jam, personil kita siap begitu juga pelatan, seperti peralatan sar air, peralatan sar ketinggian dan alat bantu pernapasan (SCBA) serta peralatan lainnya,” pungkasnya. (kom)