Sebanyak 10 mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dilaporkan terdampak langsung oleh bencana banjir yang melanda wilayah Sumatera. Dampak yang dialami para mahasiswa ini bervariasi, mulai dari rumah yang tertimbun, perabotan hanyut, hingga terputusnya komunikasi dengan keluarga di kampung halaman.
Wakil Rektor III UTM Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama, dan Alumni, Surokim, menjelaskan bahwa kesepuluh mahasiswa tersebut berasal dari berbagai daerah di Sumatera Utara. “Ada yang dari Karo, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah hingga Nias Utara,” ujar Surokim pada Senin (8/12/2025).
Menurut pendataan yang telah dilakukan pihak UTM, dampak bencana yang dirasakan para mahasiswa cukup signifikan. Kerusakan meliputi jaringan listrik, hanyutnya perabotan rumah tangga, bahkan hancurnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian orang tua mereka. “Jadi mereka ini, keluarganya betul-betul terdampak langsung bencana tersebut,” imbuh Surokim.
Lebih lanjut, Surokim menyampaikan bahwa beberapa keluarga mahasiswa asal Tapanuli Tengah mengalami kerusakan rumah akibat tertimpa longsor. Ironisnya, salah satu mahasiswa dilaporkan belum dapat menghubungi orang tuanya sama sekali. “Dua mahasiswa asal Tapteng rumahnya rusak dan satu mahasiswa belum bisa menghubungi orangtuanya,” tuturnya.
Informasi awal mengenai dampak bencana ini diterima UTM pada Jumat lalu. Pihak universitas berencana untuk terus memperbarui perkembangan kondisi para mahasiswa terdampak. “Informasi itu kami dapat pada Jumat lalu, hari ini akan kami update perkembangannya,” tambah Surokim.
Menyikapi kondisi ini, Universitas Trunojoyo Madura menyatakan tengah mempersiapkan bantuan berupa beasiswa dan dukungan lainnya bagi para mahasiswa yang menjadi korban bencana. “Kami prioritaskan mahasiswa yang mengalami dampak langsung,” jelas Surokim.
Saat ini, tercatat ada 462 mahasiswa asal Sumatera yang sedang menempuh pendidikan di UTM. Dari jumlah tersebut, 10 mahasiswa dipastikan mengalami dampak langsung dari bencana alam yang terjadi.
Rencananya, UTM akan menggelar rapat pada pukul 14.00 siang ini untuk menentukan jenis bantuan yang akan disalurkan. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban para mahasiswa dan keluarganya, serta memastikan proses studi mereka tidak terganggu. “Supaya para mahasiswa terdampak ini bisa terus belajar dan tidak terganggu studinya,” pungkas Surokim.
