Tren

Thailand Gempur Wilayah Perbatasan Kamboja dengan F-16 di Tengah Perundingan Damai

Advertisement

Angkatan Udara Thailand melancarkan serangan udara di wilayah perbatasan yang disengketakan dengan Kamboja pada Jumat (26/12/2025). Aksi militer ini terjadi di tengah upaya para pejabat kedua negara melanjutkan pembicaraan untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung.

Menurut laporan BBC, Angkatan Udara Thailand menyatakan telah menyerang posisi militer Kamboja setelah warga sipil dievakuasi dari area tersebut. Namun, Kementerian Pertahanan Kamboja menuduh Thailand melakukan “serangan tanpa pandang bulu” terhadap rumah-rumah warga sipil dan melukai beberapa orang.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Kementerian Pertahanan Kamboja, melalui unggahan di Facebook, menyebut serangan pada Jumat itu terjadi di Provinsi Banteay Meanchey, Kamboja barat laut. Mereka mengklaim jet tempur F-16 Thailand menjatuhkan hingga 40 bom dalam insiden tersebut.

Pihak Thailand membenarkan tindakan tersebut, menyatakan bahwa operasi itu bertujuan untuk mengendalikan desa Nong Chan. “Dilaksanakan secara efisien dan berhasil,” demikian pernyataan Thailand mengenai serangan tersebut.

Serangan udara ini berlangsung saat para negosiator Thailand dan Kamboja memasuki hari ketiga pembicaraan mereka di pos pemeriksaan perbatasan. Menteri pertahanan dari kedua negara dijadwalkan untuk bergabung dalam diskusi pada Sabtu (27/12/2025).

Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul pada Jumat (26/12/2025) mengungkapkan harapannya bahwa perjanjian gencatan senjata dapat ditandatangani setelah kedua belah pihak menyepakati persyaratan masing-masing. “Saya harap kali ini akan menjadi yang terakhir kalinya kita harus menandatangani perjanjian ini, sehingga perdamaian dapat terwujud di daerah tersebut, dan orang-orang dapat kembali ke rumah mereka,” kata Anutin.

Advertisement

Amerika Serikat dan Tiongkok juga telah berupaya menengahi gencatan senjata baru di antara kedua negara. Konflik kembali pecah awal bulan ini setelah gencatan senjata yang rapuh pada Juli lalu menghentikan bentrokan perbatasan intens selama lima hari.

Sejak permusuhan kembali pecah, sedikitnya 41 orang tewas dan hampir satu juta orang mengungsi. Kedua negara saling menyalahkan atas kegagalan gencatan senjata tersebut. Pertempuran kini telah menyebar ke hampir setiap provinsi di sepanjang perbatasan sepanjang 800 kilometer.

Perselisihan antara Thailand dan Kamboja telah berlangsung lebih dari satu abad, ditandai dengan bentrokan sporadis yang menewaskan tentara dan warga sipil di kedua belah pihak selama bertahun-tahun.

Ketegangan memuncak pada Mei lalu setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan. Situasi memburuk secara dramatis pada 24 Juli, menyusul serangan roket Kamboja ke Thailand yang kemudian dibalas dengan serangan udara Thailand. Insiden ini memicu pertempuran sengit selama lima hari yang menewaskan puluhan tentara dan warga sipil.

Advertisement
Mureks