Tren

Steve Nicol Kritik Pedas Duo Mahal Chelsea: Enzo Fernandez dan Moises Caicedo Gagal Total

Kekalahan Chelsea dari Aston Villa pada laga Liga Inggris pekan lalu memicu kritik pedas dari berbagai pihak. Mantan pemain Liverpool, Steve Nicol, menolak alasan klise mengenai skuad muda The Blues dan secara terang-terangan menunjuk dua gelandang termahal, Enzo Fernandez dan Moises Caicedo, sebagai biang keladi utama kegagalan tim.

Dalam pertandingan tersebut, Chelsea sempat unggul melalui gol Joao Pedro, namun Ollie Watkins berhasil mencetak dua gol balasan yang mematikan, mengubah skor menjadi 1-2. Hasil ini membuat posisi pelatih Enzo Maresca semakin terjepit, dan Nicol mendesak sang pelatih untuk segera bertindak tegas.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Argumen ‘Skuad Muda’ Dinilai Usang

Steve Nicol mengaku muak dengan pembelaan yang selalu mengacu pada usia skuad Chelsea. Menurutnya, tim saat ini sudah cukup matang, dengan banyak pemain kunci yang berada di usia emas dan memiliki pengalaman di level atas yang tidak bisa diremehkan.

“Saya benci kalimat tentang Chelsea yang masih muda,” tegas Steve Nicol kepada ESPN. Ia merinci usia para pemain pilar The Blues untuk mematahkan argumen soal kurangnya pengalaman.

“Sanchez 27 tahun, Cucurella 28 tahun, Anda punya gelandang tengah berusia 24 tahun, tapi mereka punya pengalaman sebanyak siapa pun,” lanjutnya. “Reece James berusia 26 tahun, jadi saya sudah melewati (alasan) hal muda itu,” tambah Nicol.

Sorotan Tajam untuk Fernandez dan Caicedo

Kritik utama Nicol tertuju pada lini tengah Chelsea, khususnya Enzo Fernandez dan Moises Caicedo. Keduanya dianggap tidak becus dalam mengatur ritme permainan, terutama saat tim sedang dalam posisi unggul. Sebagai pemain termahal, mereka seharusnya menjadi pemimpin di lapangan.

“Pada akhirnya, khususnya Enzo Fernandez dan Moises di lini tengah, semuanya bermula dari mereka,” ujar Nicol. Ia menilai bahwa nyawa permainan Chelsea ada di kaki kedua pemain tersebut, namun keduanya gagal memberikan ketenangan yang dibutuhkan tim.

“Tapi nyawa tim adalah dua orang itu (Fernandez dan Caicedo),” tegas sang legenda.

Tuntutan Kecerdasan dalam Bermain

Nicol menuntut Enzo Maresca untuk “menjewer” kedua pemain tersebut. Menurutnya, Fernandez dan Caicedo harus diajari cara bermain cerdas, bukan hanya sekadar berlari. Saat tim unggul, taktik harus berubah menjadi pragmatis, dan terkadang tim perlu melakukan “hal kotor” demi mengamankan kemenangan.

“Anda memainkan sepak bola Anda, Anda unggul tetapi kemudian Anda harus cerdas,” kritik Nicol. Ia juga mengungkit status juara dunia dan Eropa yang disandang keduanya, menyayangkan pengalaman mentereng itu seolah tak terlihat di lapangan.

“Dan maaf, kedua orang ini sudah punya cukup pengalaman. Juara Dunia antarklub, mereka memenangkan gelar Eropa,” cetusnya. Nicol kemudian bertanya secara retoris, “Berapa banyak pengalaman yang Anda butuhkan?”

Maresca Akui Kerapuhan Mental Tim

Di sisi lain, pelatih Chelsea, Enzo Maresca, mengakui adanya kerapuhan mental dalam timnya. Ia menyebut gol penyeimbang Aston Villa sebagai titik balik yang meruntuhkan moral pemain. Chelsea kehilangan kendali permainan setelah satu jam dan gagal merespons situasi sulit tersebut.

“Saya pikir gol yang membuat kami kebobankan adalah titik baliknya,” aku Maresca usai laga. Pelatih asal Italia itu menyadari masalah manajemen pertandingan ini menjadi pekerjaan rumah besar jelang laga kontra Bournemouth.

“Dan ketika kami kebobolan, bahkan jika kami menang dan kami kebobankan, kami sedikit kesulitan dengan manajemen permainan,” tutupnya.

Mureks