Internasional

Somalia: Pengakuan Israel atas Somaliland ‘Tindakan Agresi’ yang Ancam Stabilitas Kawasan

Sebagian besar anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengecam keras pengakuan Israel terhadap Somaliland. Langkah Israel ini dinilai dapat menimbulkan dampak serius, terutama bagi warga Palestina di Gaza.

Kecaman tersebut muncul dalam pertemuan darurat DK PBB yang digelar pada Rabu (31/12/2025), setelah Israel menjadi negara pertama yang mengakui Somaliland sebagai negara merdeka dan berdaulat.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Gabriel Elizondo dari Al Jazeera, yang melaporkan dari markas PBB di New York, menyatakan, “14 dari 15 anggota DK PBB mengecam pengakuan Israel terhadap Somaliland.”

Wakil tetap Amerika Serikat (AS) di PBB, Tammy Bruce, menegaskan bahwa “Israel memiliki hak yang sama untuk menjalin hubungan diplomatik seperti negara berdaulat lainnya.” Meski demikian, Bruce menambahkan bahwa AS “tidak mengumumkan pengakuan terhadap Somaliland, dan kebijakan Amerika tidak berubah.”

Mewakili Somalia di PBB, Duta Besar Abu Bakr Dahir Osman, meminta anggota DK PBB untuk menolak tegas “tindakan agresi” Israel tersebut. Menurut Osman, langkah ini tidak hanya mengancam pemecahan Somalia, tetapi juga berpotensi membuat situasi di kawasan Tanduk Afrika dan Laut Merah menjadi tidak stabil.

Osman secara khusus menyuarakan kekhawatiran Somalia bahwa langkah Israel ini bisa bertujuan mendorong rencana pemindahan paksa populasi Palestina dari Gaza ke wilayah barat laut Somalia. “Pengabaian terhadap hukum dan moralitas seperti ini harus segera dihentikan,” tegasnya.

Menanggapi kecaman, Duta Besar Israel untuk PBB, Jonathan Miller, menyatakan bahwa keputusan Israel “bukan langkah bermusuhan terhadap Somalia, dan tidak menutup kemungkinan dialog di masa depan antara kedua pihak.” Miller mengklaim, “Pengakuan bukan tindakan penentangan, tetapi sebuah peluang.”

Banyak negara lain juga menyampaikan kekhawatiran serupa terkait pengakuan Israel terhadap Somaliland, termasuk dampak yang mungkin timbul bagi warga Palestina.

Mewakili Liga Arab yang beranggotakan 22 negara, Duta Besar Maged Abdelfattah Abdelaziz menegaskan bahwa kelompok itu menolak pengakuan ilegal ini. Ia menambahkan, langkah tersebut dapat memfasilitasi pemindahan paksa rakyat Palestina atau memanfaatkan pelabuhan Somalia utara untuk mendirikan pangkalan militer.

Wakil Pakistan di PBB, Muhammad Usman Iqbal Jadoon, menyebut pengakuan Israel terhadap Somaliland “sangat mengkhawatirkan.” Ia juga mengingatkan bahwa Israel sempat menyebut Somaliland sebagai tujuan deportasi warga Palestina, terutama dari Gaza.

China dan Inggris, dua anggota tetap DK PBB, turut menolak langkah Israel. Duta Besar China, Sun Lei, menyatakan negaranya “menentang setiap tindakan yang memecah wilayah Somalia.” Sun Lei menambahkan, “Tidak ada negara yang seharusnya membantu atau mendukung kekuatan separatis di negara lain demi kepentingan geopolitik sendiri.”

Mureks