Tren

Sergei Lavrov: ‘Saling Mendukung Integritas Wilayah’ Tiongkok di Isu Taiwan

Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, menegaskan sikap tegas negaranya terkait potensi peningkatan ketegangan di kawasan Selat Taiwan. Russia menyatakan kesiapannya untuk mendukung Republik Rakyat Tiongkok dalam menjaga persatuan negara dan integritas wilayahnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Lavrov dalam sebuah wawancara dengan kantor berita TASS pada Minggu, 28 Desember 2025. Wawancara itu membahas berbagai isu global, termasuk hasil pemilu 2025 dan dinamika geopolitik internasional.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Lavrov menekankan bahwa posisi Russia terhadap isu Taiwan telah lama memiliki dasar hukum yang jelas. Dasar tersebut tertuang dalam perjanjian bilateral antara Russia dan Tiongkok yang telah berlaku lebih dari dua dekade.

“Jika kita berbicara tentang kemungkinan peningkatan situasi di Selat Taiwan, aturan tindakan dalam kasus seperti itu tercermin dalam Perjanjian tentang Hubungan Bertetangga Baik, Persahabatan dan Kerja Sama dengan Republik Rakyat Tiongkok,” ujar Sergei Lavrov.

Ia menyebut dokumen tersebut sebagai fondasi utama hubungan kedua negara. Perjanjian yang dimaksud Lavrov ditandatangani pada 16 Juli 2001, menjadi pilar penting dalam hubungan strategis antara Moscow dan Beijing.

Lavrov menjelaskan bahwa perjanjian tersebut mengatur prinsip-prinsip dasar kerja sama bilateral. Salah satu poin terpenting di dalamnya adalah komitmen saling mendukung dalam isu kedaulatan dan keutuhan wilayah.

“Dokumen itu merupakan dokumen utama untuk hubungan bilateral kami,” kata Lavrov, menegaskan bahwa prinsip-prinsip dalam perjanjian tersebut masih relevan hingga saat ini.

Russia, menurut Lavrov, memandang hubungan dengan Tiongkok sebagai kemitraan strategis jangka panjang. Kerja sama kedua negara tidak hanya terbatas pada bidang diplomasi, tetapi juga mencakup ekonomi, keamanan, dan politik global.

Lavrov menyebut bahwa stabilitas kawasan Asia Timur menjadi kepentingan bersama. Oleh karena itu, Russia menilai penting untuk menjaga pendekatan yang konsisten terhadap isu sensitif seperti Taiwan.

“Salah satu prinsip utama yang diabadikan dalam dokumen ini adalah saling mendukung dalam hal melindungi persatuan negara dan integritas wilayah,” ujar Lavrov, menegaskan kembali posisi tegas Russia dalam isu tersebut.

Menurut Lavrov, sikap Russia tidak didasarkan pada situasi sesaat, melainkan merupakan bagian dari komitmen jangka panjang yang telah disepakati secara resmi oleh kedua negara. Ia menilai bahwa ketegangan di Selat Taiwan memiliki potensi dampak luas terhadap stabilitas global.

Oleh karena itu, Russia memilih untuk berpegang pada kerangka hukum dan kesepakatan internasional yang sudah ada. Lavrov juga menyinggung pentingnya penghormatan terhadap prinsip kedaulatan negara. Russia, kata dia, secara konsisten menolak campur tangan eksternal dalam urusan dalam negeri negara lain.

Pandangan ini sejalan dengan posisi Tiongkok terkait isu Taiwan. Beijing selama ini menegaskan bahwa Taiwan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari wilayahnya.

Mureks