Teknologi

Samsung Pertimbangkan Panel OLED China untuk Galaxy S Series, Tekan Biaya Produksi

Advertisement

Samsung Electronics dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah strategis yang cukup signifikan, yakni menggunakan panel layar OLED buatan produsen asal China, BOE, untuk lini ponsel flagship Galaxy S series. Keputusan ini, jika terealisasi, akan menandai perubahan besar dalam filosofi produksi Samsung yang selama ini mengandalkan Samsung Display.

Laporan yang beredar di platform Weibo menyebutkan bahwa Samsung Display dan BOE baru-baru ini telah menggelar pertemuan. Dalam pertemuan tersebut, Samsung disebut menyatakan ketertarikannya untuk membeli panel OLED dari BOE. Pertemuan ini terjadi setelah kedua perusahaan berhasil menyelesaikan sengketa paten yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, di mana BOE sebelumnya dinyatakan bersalah atas pelanggaran paten milik Samsung, demikian dikutip dari Phone Arena.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Strategi Efisiensi Biaya di Tengah Kenaikan Harga Komponen

Selama ini, perangkat smartphone flagship Galaxy S dikenal selalu menggunakan panel OLED yang diproduksi oleh Samsung Display sendiri, yang reputasinya diakui sebagai salah satu layar terbaik di industri. Namun, pertimbangan untuk beralih ke pemasok eksternal seperti BOE didasari oleh faktor biaya.

BOE dikenal mampu menawarkan panel OLED dengan harga yang lebih kompetitif dibandingkan para pesaingnya. Strategi serupa telah lama diterapkan oleh Apple, yang juga memanfaatkan panel buatan BOE untuk sebagian model iPhone-nya. Bahkan, Apple secara bertahap berupaya mengurangi ketergantungan pada Samsung Display dan LG Display dengan memberikan peran lebih besar kepada BOE dalam rantai pasoknya.

Dari sudut pandang bisnis, langkah Samsung ini dinilai sangat masuk akal. Setelah konflik hukum berakhir, menjalin hubungan baru dengan BOE dapat menjadi strategi efektif untuk menekan biaya produksi. Hal ini menjadi krusial di tengah tren kenaikan harga komponen yang terus terjadi secara global.

Advertisement

Harga smartphone secara global memang terus merangkak naik, salah satunya dipicu oleh meningkatnya biaya memori akibat tingginya permintaan dari infrastruktur kecerdasan buatan (AI). Samsung sendiri baru-baru ini juga menunjukkan ambisi besar menuju kemandirian penuh melalui pengembangan chip Exynos 2600, yang juga bertujuan menekan biaya manufaktur dalam jangka panjang.

Kualitas dan Rekam Jejak BOE

Meskipun demikian, jika ada komponen yang dapat diproduksi lebih murah oleh pihak ketiga tanpa mengorbankan kualitas secara signifikan, opsi tersebut tentu patut dipertimbangkan. BOE bukanlah pemain baru di industri display; kualitas panel OLED buatannya telah digunakan di banyak perangkat kelas atas dari berbagai merek.

Namun, rekam jejak BOE di masa lalu membuat sebagian pihak tetap bersikap hati-hati. Jika kerja sama ini benar-benar terwujud, masih menjadi tanda tanya seberapa lama kemitraan tersebut dapat bertahan dan bagaimana dampaknya terhadap persepsi kualitas produk Samsung.

Satu hal yang jelas, tekanan biaya produksi yang semakin tinggi mendorong produsen smartphone, termasuk Samsung, untuk semakin fleksibel dalam menyusun strategi rantai pasok mereka. Jika generasi mendatang Galaxy S benar-benar menggunakan layar OLED buatan China, ini akan menjadi indikasi perubahan besar dalam filosofi produksi Samsung selama ini.

Advertisement
Mureks