Teknologi

Meta Hentikan Program Horizon OS untuk Pihak Ketiga, Fokus pada Perangkat Sendiri di Tengah Ketatnya Persaingan XR

Advertisement

Meta Platforms, perusahaan induk di balik Facebook dan lini perangkat Meta Quest, mengumumkan keputusan signifikan yang berpotensi mengubah lanskap industri realitas virtual (VR) global. Perusahaan tersebut secara resmi menghentikan program Horizon OS yang sebelumnya terbuka untuk pihak ketiga, sebuah langkah yang dinilai kontroversial oleh komunitas VR.

Keputusan ini menandai pergeseran strategi Meta dalam upaya mengatur arah Extended Reality (XR) mereka ke depan. Sebelumnya, Horizon OS, yang awalnya dikenal sebagai Quest OS, sempat menjadi harapan baru bagi industri VR ketika Meta memutuskan untuk menjadikannya open-source. Langkah ini membuka peluang bagi produsen lain seperti Lenovo dan ASUS untuk mengembangkan perangkat VR dan AR berbasis sistem operasi yang sama, menjanjikan interoperabilitas dan ekosistem yang lebih luas.

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Pergeseran Fokus dan Tantangan Profitabilitas

Namun, Meta kini mengonfirmasi bahwa mereka akan menghentikan atau setidaknya menangguhkan program tersebut. Fokus perusahaan dialihkan sepenuhnya untuk mengembangkan perangkat keras dan perangkat lunak pihak pertama. Strategi ini bertujuan untuk menyaingi produk XR dari raksasa teknologi lain seperti Google, Samsung, dan Apple di tengah persaingan yang semakin ketat.

Sebagai informasi, Meta telah menjadi pelopor dalam teknologi VR selama lebih dari satu dekade melalui divisi Reality Labs. Meskipun telah menginvestasikan puluhan miliar dolar dan menciptakan sejumlah produk XR inovatif, Reality Labs belum berhasil mencapai titik impas secara finansial atau meraih keuntungan. Kompetisi dari pemain besar seperti Google dengan Android XR, yang telah digunakan oleh Samsung Galaxy XR, semakin mendorong Meta untuk merestrukturisasi strateginya.

Dampak pada Industri dan Pengembang

Penghentian program Horizon OS yang awalnya dirayakan karena memberikan kebebasan ekosistem VR yang lebih besar, kini dipandang sebagai kemunduran. Banyak pengembang melihat potensi open-source ini akan membantu mempercepat adopsi VR secara lebih luas di berbagai perangkat. Dengan dihentikannya program tersebut, peluang diversifikasi perangkat VR di luar ekosistem Meta terhambat.

Produsen seperti Lenovo dan ASUS, yang sebelumnya telah mengumumkan rencana headset VR berbasis Horizon OS, kini tidak lagi dapat melanjutkan pengembangan tersebut. Hal ini menjadi pukulan bagi mereka yang melihat kolaborasi dengan Meta sebagai cara untuk memperluas jangkauan pasar VR.

Advertisement

Bagi pengembang aplikasi dan konten VR, perubahan arah ini juga menciptakan ketidakpastian. Sebelumnya, dukungan platform open-source memungkinkan mereka menjangkau lebih banyak perangkat dengan basis pengguna yang lebih besar. Kini, fokus bergeser kembali ke perangkat yang dikontrol penuh oleh Meta, seperti lini Meta Quest.

Strategi Dominasi dan Reaksi Beragam

Dalam pernyataan resminya, Meta menegaskan bahwa penghentian program Horizon OS untuk pihak ketiga adalah bagian dari strategi besar untuk memberi nilai tambah pada perangkat keras dan perangkat lunak yang dikembangkan langsung oleh perusahaan. Fokus baru ini mencakup generasi berikutnya dari produk XR seperti Meta Quest 4, serta perangkat wearable dan kacamata pintar dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Meta berargumen bahwa dominasi pengalaman XR harus diraih melalui kontrol penuh atas perangkat keras dan perangkat lunak. Mereka meyakini bahwa pendekatan ini lebih efektif daripada ekosistem terbuka di mana pesaing dapat memanfaatkan teknologi yang sama tanpa kontribusi langsung pada inovasi perusahaan.

Keputusan ini memicu beragam respons. Beberapa pihak memahami langkah Meta sebagai strategi bisnis yang masuk akal untuk mempertahankan keunggulan kompetitif di masa depan, terutama saat persaingan dengan raksasa teknologi lain semakin intensif di ranah mixed reality, wearables, dan kacamata pintar. Namun, sejumlah pengembang dan penggemar VR menilai bahwa penghentian dukungan untuk platform VR open-source adalah langkah mundur bagi sinergi industri secara luas, khawatir ekosistem VR yang terfragmentasi dapat memperlambat pertumbuhan dan adopsi teknologi ini oleh khalayak umum.

Di sisi lain, analis lain menilai bahwa keputusan ini mungkin akan mendorong inovasi di segmen VR lain, termasuk pada teknologi seperti Android XR yang mulai hadir di perangkat Samsung dan Google. Kompetisi semacam ini, menurut mereka, justru dapat memperluas pilihan konsumen, meskipun satu jalur kolaboratif telah ditutup.

Advertisement
Mureks