Real Madrid tengah dirundung masalah serius pasca kekalahan telak dari Celta Vigo di kandang sendiri, Senin (8/12/2025) dini hari WIB. Hasil minor ini membongkar kelemahan fundamental dalam skuad Los Blancos musim ini, yang ternyata melampaui sekadar badai cedera yang tak kunjung usai. Krisis kepemimpinan dan mentalitas kini menjadi sorotan utama, membuat para pemain bintang tampak kehilangan daya juang.
Absennya figur sentral seperti Sergio Ramos dan Karim Benzema, yang pernah menjadi jangkar emosional tim, kini terasa begitu mendalam. Tidak ada lagi sosok yang mampu menenangkan tim di tengah tekanan genting. Situasi ini turut memicu spekulasi mengenai masa depan Xabi Alonso sebagai pelatih utama, seiring meningkatnya tekanan dari publik. Real Madrid berisiko terperangkap dalam siklus kegagalan jika akar masalah mentalitas ini tidak segera diatasi.
Kehilangan Jiwa Pemimpin
Masalah terbesar yang dihadapi Real Madrid saat ini bukanlah cedera yang datang silih berganti, melainkan kekalahan mental yang jauh lebih sulit untuk diperbaiki. Para pemain terlihat menunjukkan sikap pasrah, kebingungan, dan kehabisan ide di lapangan hijau. Mereka seolah telah menerima hasil akhir, terutama setelah kebobolan gol pembuka.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan era sebelumnya. Dulu, ada Karim Benzema yang mampu menjadi penenang rekan setim. Ia pernah terlihat menenangkan para pemain saat tertinggal dua gol dari Liverpool di Anfield. Meski detail ucapannya tidak diketahui publik, tim kala itu berhasil bangkit dan mengakhiri laga dengan kemenangan meyakinkan 5-2.
Hilangnya Karakter Juara
Skuad Real Madrid saat ini dipenuhi talenta terbaik dunia di setiap lini. Namun, bakat semata terbukti belum cukup untuk memenangkan laga-laga emosional. Para pemain kerap menunjukkan ekspresi kekecewaan dan patah semangat sebelum peluit panjang dibunyikan.
Kekalahan telak 0-4 dari Paris Saint-Germain dalam ajang Club World Cup beberapa waktu lalu seharusnya menjadi alarm keras. Sayangnya, perubahan signifikan yang dijanjikan oleh Xabi Alonso belum terlihat nyata. Real Madrid hanya mampu meraih dua kemenangan dalam tujuh pertandingan terakhir di semua kompetisi. Di La Liga, rekornya bahkan lebih buruk, hanya mengemas satu kemenangan dari lima laga terakhir.
Blunder Taktik dan Ego Bintang
Xabi Alonso kini ditengarai mulai ragu dalam mengambil keputusan taktis yang tegas. Ia seolah terbebani untuk terus menurunkan pemain bintang demi menjaga keharmonisan ruang ganti. Kombinasi talenta seperti Jude Bellingham, Vinicius Jr., dan Kylian Mbappe pun belum sepenuhnya menyatu sebagai sebuah unit tim.
Alonso dituntut untuk lebih berani mencadangkan pemain berlabel bintang yang performanya tidak sesuai harapan. “Perubahan akan dilakukan,” tegas Xabi Alonso usai kekalahan telak dari PSG musim panas lalu. Pelatih asal Spanyol ini diharapkan kembali ke filosofi taktik awalnya dan membuktikan bahwa kepentingan klub jauh melampaui ego individu pemain.
Misteri Endrick dan Rodrygo
Salah satu keputusan Alonso yang menimbulkan pertanyaan adalah minimnya menit bermain bagi wonderkid Endrick. Padahal, striker muda ini dinilai mampu memberikan elemen kejutan dan kecepatan di lini serang.
Sebaliknya, Rodrygo terus mendapatkan kepercayaan penuh meski tengah dalam tren negatif yang panjang. Ia tercatat telah melewati 31 pertandingan tanpa mencetak gol untuk klub. Alonso dianggap terlalu kaku dengan mempertahankan komposisi starter yang sama setiap pekannya, membuat permainan Real Madrid mudah ditebak lawan. Kehadiran Endrick bisa menjadi solusi untuk membangkitkan intensitas yang hilang dari lini serang. Tanpa keberanian mencoba hal baru, Real Madrid akan terus terjebak dalam permainan yang monoton.






