Berita

Program SIGAP Ubah Kebiasaan Orang Tua Baduta, Wujudkan Generasi Emas Indonesia 2045

Advertisement

Program Keluarga SIGAP, sebuah kampanye perubahan perilaku, berhasil menunjukkan dampak positif dalam mendukung kesehatan anak usia 0-24 bulan. Inisiatif ini berfokus pada tiga perilaku kunci melalui pendekatan berbasis komunitas dan media, dengan visi menjangkau satu juta anak di seluruh Indonesia.

Diluncurkan sejak tahun 2023 dengan uji coba di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Program Keluarga SIGAP kini telah diperluas. Pada tahun 2025, program ini menjalankan fase scale-up di tiga wilayah: Kabupaten Banjar (Kalsel), Kabupaten Brebes (Jateng), dan Kabupaten Sukabumi (Jabar).

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut, meliputi pelatihan kader, kunjungan rumah, kelas ibu baduta, pelibatan ayah, serta kampanye media dan digital.

Perubahan Perilaku dan Dampak Nyata di Lapangan

Team Leader Program Keluarga SIGAP (WPP Media Indonesia), Ardi Prastowo, mengungkapkan optimisme terhadap hasil yang dicapai. “Kami cukup berbesar hati melihat perubahan perilaku yang terjadi pada para orang tua baduta di wilayah cakupan Program Keluarga SIGAP. Semoga ini bisa menjadi awal yang baik untuk menciptakan generasi emas yang kita cita-citakan bersama,” ujar Ardi Prastowo dalam keterangan tertulis, Jumat (19/12/2025).

Fokus utama program ini adalah mendorong tiga perilaku penting: imunisasi rutin lengkap sesuai jadwal, cuci tangan pakai sabun, dan pemberian makanan bergizi serta camilan sehat.

Dampak positif telah dirasakan langsung oleh masyarakat. Sriyani, seorang ibu baduta dari Desa Sawojajar, Brebes, berbagi pengalamannya. “Saya diajari cara yang gampang untuk bikin makanan sehat buat anak saya. Ini membuat pencernaan anak saya lebih lancar. Padahal dulu dia buang air besarnya susah dan tidak teratur, jadi sering rewel karena sembelit. Sekarang hamdallah anak saya makin sehat dan berenergi terus,” tuturnya.

Jariani, seorang Kader Posyandu dari Kabupaten Banjar, juga merasakan peningkatan kepercayaan diri dalam mendampingi orang tua baduta. Ia menuturkan, program SIGAP menyediakan banyak media permainan yang memudahkannya menyampaikan edukasi. “Dengan SIGAP, saya belajar cara komunikasi yang efektif untuk mengajak orang tua memberikan ASI eksklusif dan MPASI sehat. Alhamdulillah, bukan hanya ibu, tapi ayah, kakek, dan nenek juga antusias menerima informasi yang kami sampaikan,” ungkap Jariani.

Di Kabupaten Sukabumi, Kepala Desa Cilangkap Kecamatan Lengkong, Mista, menyaksikan perubahan nyata di desanya. “Orang tua lebih aktif datang ke Posyandu dan mulai menerapkan pola hidup sehat. Kami berkomitmen melanjutkan SIGAP melalui dana desa,” tegas Mista.

Advertisement

Kolaborasi dan Keberlanjutan Program

Emi Sri Hartati, SKM, dari Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Brebes, menekankan pentingnya kolaborasi. “Sebuah program, cita-cita, maupun tujuan tidak akan berhasil jika hanya diupayakan oleh Dinas Kesehatan Daerah saja. Diperlukan dukungan, kolaborasi dan sinergi dari para camat, kepala desa serta Puskesmas untuk mempercepat penurunan stunting pada tahun 2026. Kami berharap keberlanjutan program perubahan perilaku yang selama ini telah digagas Program Keluarga SIGAP dapat terus berjalan demi mewujudkan Brebes lebih sehat sehingga bisa menjadikan Brebes Beres,” jelasnya.

Hingga Oktober 2025, program ini telah diterapkan di 638 desa yang berada di bawah naungan 81 puskesmas di tiga kabupaten. Sebanyak 6.239 kader dari 4.227 posyandu telah mendapatkan pelatihan komunikasi holistik, meningkatkan kesadaran orang tua baduta mengenai tiga perilaku penting tersebut.

Melalui upaya ini, Program Keluarga SIGAP berhasil menjangkau 84.628 anak baduta di wilayah cakupannya.

Melibatkan Ayah dan Memanfaatkan Teknologi Digital

Program Keluarga SIGAP juga menegaskan peran penting ayah dalam kesehatan anak. Sebagai pengambil keputusan utama dalam keluarga dan pendukung potensial untuk imunisasi anak, para ayah dilibatkan melalui kunjungan rumah, pertemuan komunitas, dan acara keagamaan. Meskipun menghadapi tantangan dari masalah praktis dan norma gender yang mengakar, program ini berupaya mengatasinya.

Salah satu inisiatifnya adalah ‘Minggu Bersama Ayah SIGAP’ yang digelar serentak pada 28 September di tiga kabupaten. Rangkaian sosialisasi online, on air, dan off air, termasuk kompetisi foto, talkshow di radio, dan kegiatan permainan edukatif terkait tiga perilaku SIGAP, berhasil menghadirkan 617 ayah, meraih 4.000 pendengar, dan menjangkau lebih dari 6.000 khalayak di media sosial. Ini menjadi langkah nyata dalam mendorong keterlibatan ayah secara konsisten.

Selain itu, Keluarga SIGAP memanfaatkan teknologi digital untuk mendorong perubahan perilaku. Data dari Mei hingga September 2025 menunjukkan kampanye media berhasil meraih lebih dari 796 juta impresi di berbagai platform. Melalui upaya ini, Program Keluarga SIGAP menjangkau rata-rata lebih dari 9,2 juta khalayak di YouTube, lebih dari 17,2 juta di META, serta lebih dari 2,9 juta di TikTok.

Program ini sejalan dengan tujuan nasional Generasi Emas 2045, yaitu membentuk generasi anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan tangguh. Untuk memastikan keberlanjutan program, integrasi kegiatan SIGAP ke dalam perencanaan dan penganggaran desa menjadi krusial. Dukungan dari kepala desa, camat, dan perangkat daerah adalah kunci agar SIGAP tidak hanya menjadi program sementara, tetapi menjadi bagian dari sistem pembangunan desa yang berkelanjutan.

Advertisement