Berita

Program Keluarga SIGAP Jangkau Puluhan Ribu Baduta, Dorong Perubahan Perilaku Sehat Nasional

Advertisement

Program Keluarga SIGAP, sebuah inisiatif perubahan perilaku yang berfokus pada kesehatan anak usia 0-24 bulan, berhasil menjangkau 84.628 bayi bawah dua tahun (baduta) di wilayah cakupannya hingga Oktober 2025. Kampanye ini mendorong tiga perilaku kunci melalui pendekatan berbasis komunitas dan media, dengan visi menjangkau satu juta anak di seluruh Indonesia.

Dimulai sejak tahun 2023 dengan uji coba di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Program Keluarga SIGAP pada tahun 2025 telah melakukan scale-up di tiga wilayah: Kabupaten Banjar (Kalsel), Kabupaten Brebes (Jateng), dan Kabupaten Sukabumi (Jabar). Pelaksanaan program ini melibatkan berbagai kegiatan, termasuk pelatihan kader, kunjungan rumah, kelas ibu baduta, pelibatan ayah, serta kampanye media dan digital.

Dampak Nyata di Lapangan dan Peran Kader

“Kami cukup berbesar hati melihat perubahan perilaku yang terjadi pada para orang tua baduta di wilayah cakupan Program Keluarga SIGAP. Semoga ini bisa menjadi awal yang baik untuk menciptakan generasi emas yang kita cita-citakan bersama,” ujar Team Leader Program Keluarga SIGAP (WPP Media Indonesia), Ardi Prastowo, pada Selasa (25/11/2025).

Fokus utama program ini adalah mendorong tiga perilaku penting: imunisasi rutin lengkap sesuai jadwal, cuci tangan pakai sabun, dan pemberian makanan bergizi serta camilan sehat. Dampak positif program ini dirasakan langsung oleh para orang tua.

Sriyani, seorang ibu baduta dari Desa Sawojajar, Brebes, mengungkapkan kegembiraannya setelah berbincang dengan kader SIGAP. “Saya diajari cara yang gampang untuk bikin makanan sehat buat anak saya. Ini membuat pencernaan anak saya lebih lancar. Padahal dulu dia buang air besarnya susah dan tidak teratur, jadi sering rewel karena sembelit. Sekarang hamdallah anak saya makin sehat dan berenergi terus,” tuturnya.

Di sisi lain, para kader juga merasakan peningkatan kepercayaan diri. Jariani, seorang Kader Posyandu dari Kabupaten Banjar, menuturkan bahwa program SIGAP membekalinya dengan banyak media permainan yang mempermudah edukasi. “Dengan SIGAP, saya belajar cara komunikasi yang efektif untuk mengajak orang tua memberikan ASI eksklusif dan MPASI sehat. Alhamdulillah, bukan hanya ibu, tapi ayah, kakek, dan nenek juga antusias menerima informasi yang kami sampaikan,” ungkapnya.

Dukungan Pemerintah Daerah dan Kolaborasi Lintas Sektor

Komitmen terhadap program ini juga datang dari pemerintah desa. Kepala Desa Cilangkap Kecamatan Lengkong di Kabupaten Sukabumi, Mista, menyatakan, “Orang tua lebih aktif datang ke Posyandu dan mulai menerapkan pola hidup sehat. Kami berkomitmen melanjutkan SIGAP melalui dana desa.”

Advertisement

Emi Sri Hartati, SKM, dari Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Brebes, menekankan pentingnya kolaborasi. “Diperlukan dukungan, kolaborasi dan sinergi dari para camat, kepala desa serta Puskesmas untuk mempercepat penurunan stunting pada tahun 2026. Kami berharap keberlanjutan program perubahan perilaku yang selama ini telah digagas Program Keluarga SIGAP dapat terus berjalan demi mewujudkan Brebes lebih sehat sehingga bisa menjadikan Brebes Beres,” tegasnya.

Hingga Oktober 2025, program ini telah diterapkan di 638 desa yang berada di bawah naungan 81 puskesmas di tiga kabupaten. Sebanyak 6.239 kader dari 4.227 posyandu telah menerima pelatihan komunikasi holistik untuk meningkatkan kesadaran orang tua baduta mengenai tiga perilaku penting tersebut.

Melibatkan Ayah dan Memanfaatkan Teknologi Digital

Program Keluarga SIGAP juga menyoroti peran krusial ayah dalam kesehatan anak. Ayah, sebagai pengambil keputusan utama dalam keluarga dan pendukung potensial untuk imunisasi anak, dilibatkan melalui kunjungan rumah, pertemuan komunitas, dan acara keagamaan. Meskipun menghadapi tantangan dari masalah praktis dan norma gender yang mengakar, program ini berupaya mengatasinya.

Salah satu inisiatifnya adalah ‘Minggu Bersama Ayah SIGAP’ yang digelar serentak pada 28 September di tiga kabupaten. Rangkaian sosialisasi online, on air, dan off air, termasuk kompetisi foto, talkshow di radio, dan kegiatan permainan edukatif terkait tiga perilaku SIGAP, berhasil menghadirkan 617 ayah, meraih 4.000 pendengar, dan menjangkau lebih dari 6.000 khalayak di media sosial. Ini menjadi langkah nyata dalam mendorong keterlibatan ayah secara konsisten.

Selain itu, pemanfaatan teknologi digital menjadi strategi penting. Berdasarkan data Mei hingga September 2025, kampanye media berhasil meraih lebih dari 796 juta impresi di berbagai platform. Program Keluarga SIGAP menjangkau rata-rata lebih dari 9,2 juta khalayak di YouTube, lebih dari 17,2 juta di META, serta lebih dari 2,9 juta di TikTok.

Mewujudkan Generasi Emas 2045

Program ini sejalan dengan tujuan nasional Generasi Emas 2045, yaitu membentuk generasi anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan tangguh. Untuk memastikan keberlanjutan program, integrasi kegiatan SIGAP ke dalam perencanaan dan penganggaran desa menjadi esensial. Dukungan dari kepala desa, camat, dan perangkat daerah adalah kunci agar SIGAP tidak hanya menjadi program sementara, tetapi menjadi bagian dari sistem pembangunan desa yang berkelanjutan.

Advertisement