Presiden FIFA, Gianni Infantino, menghadapi tuduhan pelanggaran kode etik federasi sepak bola dunia tersebut. Dugaan ini muncul akibat kedekatannya yang dinilai berlebihan dengan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Permohonan Penyelidikan dari FairSquare
Organisasi Hak Asasi Manusia, FairSquare, dilaporkan telah mengajukan permohonan penyelidikan terhadap Infantino. Alasan utama pengajuan ini adalah pemberian gelar ‘FIFA Peace Prize’ atau gelar tokoh perdamaian kepada Donald Trump oleh Infantino baru-baru ini.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Dalam sebuah acara, Infantino memberikan gelar tersebut kepada Trump seraya memujinya sebagai tokoh perdamaian dunia. Infantino mengklaim Trump telah menginisiasi perdamaian dalam berbagai konflik global, termasuk di Israel-Palestina, Thailand, dan Kamboja.
“Inilah yang kami harapkan dari seorang pemimpin. Anda pantas mendapatkan Penghargaan Perdamaian FIFA pertama atas tindakan Anda dalam mencapai apa yang Anda raih, tetapi Anda mencapainya dengan cara yang luar biasa, dan Anda selalu dapat mengandalkan dukungan saya, Bapak Presiden,” ujar Infantino saat memberikan penghargaan.
Pelanggaran Prinsip Netralitas
FairSquare menilai sikap Presiden FIFA tersebut melanggar prinsip netralitas yang seharusnya dijunjung tinggi oleh lembaganya. Dalam laporan aduannya, FairSquare menyatakan:
“Pemberian hadiah semacam ini kepada seorang pemimpin politik yang sedang menjabat merupakan pelanggaran jelas terhadap kewajiban netralitas FIFA.”
Advertisement
Hingga kini, Komite Etik FIFA dilaporkan belum memberikan komentar resmi mengenai laporan tersebut. FIFA juga belum mengonfirmasi apakah laporan dari FairSquare sudah diterima atau belum.
Riwayat Kedekatan Infantino-Trump
Kedekatan Gianni Infantino dengan Donald Trump sebenarnya bukan hal baru dan sudah beberapa kali menjadi sorotan. Bulan lalu, Infantino secara terbuka mengajak masyarakat untuk mendukung kebijakan Trump.
Ia menyatakan pandangannya mengenai hasil pemilihan presiden di Amerika Serikat:
“Saya bukan orang Amerika, tapi sejauh yang saya pahami, Presiden Trump terpilih di Amerika Serikat dan menang dengan jelas. Ketika Anda berada di sistem demokrasi besar seperti Amerika Serikat, Anda harus menghormati hasil pemilihan, bukan? Pada akhirnya dia terpilih berdasarkan programnya, berdasarkan apa yang dia katakan. Dia hanya melaksanakan apa yang dia katakan akan dia lakukan. Jadi saya pikir kita semua harus mendukung apa yang dia lakukan karena menurut saya itu terlihat cukup baik.”
Kedekatan kedua tokoh ini menjadi semakin relevan mengingat Amerika Serikat, bersama Meksiko dan Kanada, akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.






