ISTANBUL – Kepolisian Federal Australia (AFP) mengumumkan bahwa dua individu, ayah dan anak, yang dituduh terlibat dalam insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, beraksi seorang diri. Pernyataan ini disampaikan setelah penyelidikan intensif yang dilakukan oleh pihak berwenang.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (30/12), Komisaris Polisi Krissy Barrett menegaskan bahwa tidak ditemukan bukti yang menunjukkan kedua pria tersebut merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar. Laporan ini disampaikan oleh Australian Broadcasting Corporation (ABC).
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Insiden tragis yang terjadi pada 14 Desember lalu tersebut telah merenggut nyawa 15 orang dan melukai sekitar 42 lainnya. Salah satu tersangka penembak dilaporkan tewas di lokasi, sementara tersangka lainnya mengalami luka parah.
Naveed Akram, 24 tahun, telah didakwa dengan 59 pelanggaran terkait penembakan massal tersebut, termasuk 15 dakwaan pembunuhan. Komisaris Barrett menyatakan bahwa penyelidikan tidak menemukan indikasi bahwa Naveed dan ayahnya, Sajid, diarahkan oleh pihak lain untuk melancarkan serangan itu.
“Mengingat proses pengadilan yang akan berjalan dan pertimbangan keamanan lainnya, saya tidak bisa menyampaikan semua perincian yang kami miliki,” ujar Barrett, menyoroti sensitivitas kasus tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese turut membela keputusan pemerintahannya untuk tidak membentuk komisi penyelidikan nasional terkait serangan tersebut. Keputusan ini diambil meskipun ada desakan kuat dari masyarakat. Albanese menyatakan bahwa fokus Canberra saat ini adalah “menyatukan negara” pasca-insiden.






