BEIJING – Seekor tikus betina yang menjadi bagian dari eksperimen luar angkasa berhasil melahirkan sembilan anak setelah kembali ke Bumi. Kejadian ini diumumkan pada Sabtu, 27 Desember 2025, oleh peneliti Tiongkok, menandai tonggak penting dalam penelitian biologi antariksa.
Induk tikus tersebut merupakan salah satu dari empat tikus yang dikirim ke luar angkasa menggunakan wahana antariksa berawak Shenzhou-21. Misi peluncuran dilakukan pada 31 Oktober, dan tikus-tikus tersebut ditempatkan di habitat khusus di stasiun luar angkasa sebelum kembali ke Bumi pada 14 November.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Setelah kembali, induk betina tersebut diketahui mengandung dan kemudian melahirkan sembilan anak pada 10 Desember. Dari sembilan bayi tikus yang lahir, enam di antaranya berhasil bertahan hidup, sebuah tingkat kelangsungan hidup yang dianggap normal oleh para peneliti.
Wang Hongmei, seorang peneliti dari Institut Zoologi CAS, menegaskan bahwa induk tikus menyusui anak-anaknya dengan normal. “Anak-anak tikus tersebut tampak aktif dan sehat,” tambahnya.
Implikasi Penelitian Reproduksi di Luar Angkasa
Penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai dampak lingkungan luar angkasa terhadap kemampuan reproduksi mamalia. Wang Hongmei menyatakan, “Misi ini menunjukkan bahwa perjalanan luar angkasa jangka pendek tidak mengganggu kemampuan reproduksi tikus.”
Lebih lanjut, Wang Hongmei menjelaskan bahwa eksperimen ini menghasilkan data yang sangat berharga. “Ini juga memberikan sampel yang sangat berharga untuk meneliti tentang bagaimana lingkungan luar angkasa memengaruhi tahap perkembangan awal pada mamalia,” pungkasnya.






