Tren

Pembalap MotoGP Keluhkan Jadwal 22 Seri dan 44 Balapan: Fisik dan Mental Terkuras

Advertisement

Para pembalap MotoGP mulai menyuarakan keluhan mereka terkait kalender balap yang dinilai terlalu panjang dan menguras tenaga. Dengan 22 seri dan total 44 balapan, para rider berharap Dorna Sports selaku promotor kejuaraan dapat meninjau ulang jadwal kompetisi agar lebih ‘manusiawi’.

Sejak diperkenalkannya balapan Sprint pada tahun 2023, setiap seri MotoGP kini menyelenggarakan dua balapan: satu balapan Sprint dan satu balapan Grand Prix. Hal ini berarti para pembalap harus menjalani 44 balapan dalam satu musim, sebuah peningkatan signifikan yang memicu kekhawatiran akan kebugaran fisik dan mental.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Meskipun Dorna Sports berulang kali menyatakan tidak berniat menambah jumlah seri, rumor mengenai ketertarikan sirkuit-sirkuit non-Eropa untuk menjadi tuan rumah MotoGP terus beredar. Situasi ini menambah tekanan bagi para pembalap yang merasa sulit menjaga kondisi fisik optimal karena jeda antar balapan yang terlalu singkat, menghambat program latihan fisik mereka.

Keluhan Para Pembalap Terkait Jadwal Padat

Fabio di Giannantonio – Pertamina Enduro VR46

Pembalap dari tim Pertamina Enduro VR46, Fabio di Giannantonio, secara tegas menyatakan keberatannya. “Terlalu banyak (balapan). Terlalu banyak hari perjalanan, terlalu berat bagi tubuh. 44 balapan, itu terlalu banyak. Tidak ada waktu latihan,” ujarnya seperti dilansir Motorsport.com pada Jumat (26/12/2025).

Ia menambahkan, “Anda berlatih banyak dalam satu bulan, katakanlah Januari, lalu sepanjang musim Anda hanya berusaha menjaga kondisi sebaik mungkin. Sangat normal jika kondisi fisik sedikit menurun. Namun, inilah pekerjaan kami dan kami dibayar untuk itu, jadi kami harus menjalaninya.”

Johann Zarco – LCR Honda Castrol

Senada dengan Giannantonio, Johann Zarco dari LCR Honda Castrol juga merasakan dampak beratnya jadwal tersebut. “Kami bisa merasakan beratnya 22 balapan. Tubuh seperti kesulitan. Kami butuh sedikit lebih banyak waktu istirahat (pada musim dingin) untuk kembali dengan energi yang lebih baik,” kata Zarco.

Ia juga menyoroti pentingnya kondisi prima saat tes. “Namun, kami tahu, ketika melakukan dorongan terakhir pada Minggu (di Valencia), Anda harus langsung fokus pada Selasa, karena tes pada hari Selasa harus dijalani dengan baik. Jika Anda tidak punya cukup energi pada hari Selasa, itu bisa berbahaya karena Anda selalu harus merasa baik secara fisik dan mental saat mengendarai motor.”

Marco Bezzecchi – Aprilia Racing

Marco Bezzecchi, yang kini membela Aprilia Racing, mengakui bahwa suasana hati sangat memengaruhi persepsi terhadap jadwal. “Semua sangat bergantung pada suasana hati, karena jika tampil baik, Anda menikmatinya dan merasa balapan berjalan sangat cepat. Dalam kasus saya, setelah Jerez, saya harus akui waktu terasa berlalu begitu cepat,” jelas Bezzecchi.

Advertisement

Meski demikian, ia tidak menampik tantangan yang ada. “Sangat sulit menjalani 22 balapan, 44 termasuk Sprint. Secara fisik berat, secara mental juga. Namun, jika Anda mampu membangun hubungan yang baik dengan tim dan merasa nyaman saat balapan, maka kami sedang melakukan apa yang kami cintai, jadi itu tidak masalah.”

Pecco Bagnaia – Ducati Lenovo Team

Berbeda dengan beberapa rekannya, Pecco Bagnaia dari Ducati Lenovo Team menunjukkan pandangan yang lebih menerima. “Kami siap untuk segalanya dan saya pikir adil punya kalender seperti ini. Kami menikmati balapan dan, sejujurnya, menjalani lebih banyak balapan di luar Eropa itu menyenangkan dan kami menikmati waktunya,” ujar Bagnaia.

Ia mengakui adanya kesulitan, namun tetap positif. “Dalam situasi saya, sejujurnya ini lebih berat, tetapi memang seperti itulah keadaannya, dan bagus bahwa kondisinya seperti ini.”

Pedro Acosta – Red Bull KTM Factory Racing

Rookie Pedro Acosta dari Red Bull KTM Factory Racing juga melihat sisi positif dari banyaknya balapan. “Saya pikir jumlahnya baik. Kami menghabiskan banyak waktu bersama tim, dan mendapatkan lebih banyak balapan itu bagus, bahkan dalam momen-momen sulit, untuk menjaga ritme,” kata Acosta.

Namun, ia juga menyoroti dampak pada pembalap yang cedera. “Memang benar ini cukup berat bagi pembalap yang mengalami cedera. Biasanya di masa lalu Anda absen satu atau dua balapan, sekarang Anda bisa absen mungkin empat balapan beruntun jika cederanya tidak terlalu parah.”

Keluhan dan pandangan beragam dari para pembalap ini menjadi sorotan menjelang musim balap mendatang, menyoroti tantangan fisik dan mental yang harus mereka hadapi di tengah kalender MotoGP yang semakin padat.

Advertisement
Mureks