Otomotif

Motor Listrik Beralih dari SLA ke Lithium, Ini Alasannya

Advertisement

Teknologi baterai Sealed Lead Acid (SLA) yang sempat menjadi standar pada motor listrik murah dan konversi generasi awal kini semakin tergerus zaman. Bobot berat, dimensi besar, performa yang kurang, serta efisiensi rendah menjadi faktor utama yang membuat motor listrik berbasis SLA sulit bersaing di era dominasi baterai lithium.

Yansen Huang, SPV Technical BRT, mengungkapkan bahwa peralihan pengguna dari baterai SLA ke lithium kini menjadi tren yang semakin menguat, khususnya pada motor listrik segmen low-end. Banyak bengkel modifikasi dan pemilik motor listrik lama mengakui baterai SLA sebagai titik lemah utama kendaraan listrik kelas pemula.

“Rata-rata motor yang masuk ke kami itu motor-motor yang dulunya baterainya SLA terus diganti jadi lithium,” ujar Yansen kepada Kompas.com (6/12/2025).

Keterbatasan bawaan baterai SLA terlihat jelas dari sisi performa. Baterai jenis ini hanya mampu mengeluarkan arus aman sebesar satu kali kapasitasnya. Konsekuensinya, motor listrik terasa kurang bertenaga saat berakselerasi atau melewati tanjakan.

Advertisement

Perbedaan performa langsung terasa signifikan ketika baterai diganti dengan lithium. “Kalau kapasitas sama, lithium bisa 2–3 kali lipat lebih kencang. SLA itu hanya bisa 1 kali arusnya yang aman,” jelas Yansen.

Dari segi efisiensi, baterai SLA juga tertinggal jauh. Penurunan energi yang besar saat menerima beban tinggi menyebabkan jarak tempuh menjadi lebih pendek. Yansen mencatat adanya peningkatan efisiensi yang signifikan ketika motor listrik beralih menggunakan baterai lithium.

“Secara efisiensi itu (baterai lithium) bisa 50 persen sampai 80 persen meningkat kalau kita paksa dia sampai maksimumnya,” tambah Yansen.

Advertisement