Berita

Menbud Fadli Zon: Kemenbud Dukung LSSFF, Perfilman Nasional Diharap Makin Kondusif dan Berkembang

Advertisement

Kementerian Kebudayaan RI menyampaikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan Malam Anugerah Lawang Sewu Short Film Festival (LSSFF) 2025. Festival film pendek yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang ini dinilai sebagai inisiatif strategis dalam mengembangkan ekosistem perfilman nasional.

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon secara langsung menyatakan dukungannya. “Kami sangat mendukung penyelenggaraan Lawang Sewu Short Film Festival ini, dan berharap festival ini dapat berkelanjutan serta berkesinambungan,” ujar Fadli dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 20 Desember 2025.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Acara puncak LSSFF 2025 berlangsung di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Gedung Raden Saleh (TBRS), Semarang. Festival ini menjadi wadah apresiasi bagi karya film pendek sekaligus ruang kolaborasi dan regenerasi sineas muda yang berakar pada kekayaan budaya lokal. LSSFF memposisikan sinema sebagai medium strategis untuk menyajikan keragaman budaya, mendokumentasikan memori kolektif bangsa, serta memperkenalkan jati diri Indonesia ke kancah internasional.

Sejak dibuka pada 15 September 2025, LSSFF berhasil menjaring 144 film pendek dari seluruh Indonesia. Film-film tersebut terbagi dalam tiga kategori: pelajar, mahasiswa, dan umum. Setelah melalui proses kurasi ketat, sebanyak 21 film pendek berhasil menembus babak final.

Peran Film sebagai Kekuatan Budaya Bangsa

Fadli Zon menegaskan bahwa film memiliki peran krusial sebagai soft power bangsa. Menurutnya, film pendek khususnya, merupakan peluang besar dalam upaya pemajuan kebudayaan. Film dianggap sebagai medium yang sangat dekat dengan berbagai cabang seni, mulai dari seni peran, sastra, musik, seni pertunjukan, tari, hingga fesyen.

Menyikapi hal tersebut, Kementerian Kebudayaan secara konsisten memperkuat ekosistem perfilman nasional melalui berbagai program strategis. Program-program ini meliputi penyediaan dana perfilman Indonesia melalui skema matching fund serta memfasilitasi keikutsertaan sineas Indonesia dalam berbagai festival film internasional.

“Di Cannes, Prancis, kehadiran Indonesia kini semakin diperhitungkan. Mudah-mudahan pada 2028 Indonesia dapat menjadi ‘guest of honor’ di festival tersebut,” ungkap Fadli.

Advertisement

Di tingkat domestik, Fadli menyoroti Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) Film Festival dan JAFF Market. Keduanya disebut sebagai platform strategis yang membuka ruang kolaborasi, jejaring, dan penguatan ekosistem bagi insan perfilman Indonesia.

Fadli berharap adanya kolaborasi yang lebih luas dan berkelanjutan agar festival film serupa dapat tumbuh di setiap kota dan provinsi. “Dengan demikian, ekosistem perfilman nasional akan makin kondusif dan berkembang, bahkan film dapat menjadi salah satu pendorong utama bagi penguatan budaya kita,” kata Fadli.

Dukungan Pemkot Semarang dan Rencana Masa Depan

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menyampaikan apresiasi atas perhatian Menbud Fadli Zon terhadap pelestarian warisan budaya Kota Semarang. Agustina menilai peninjauan sejumlah situs budaya oleh Fadli sebagai langkah strategis. Ia juga menyambut antusias rencana renovasi dan pengembangan ruang aktivitas budaya bagi masyarakat Semarang yang akan dilakukan Kementerian Kebudayaan ke depan.

Lebih lanjut, Agustina mengungkapkan rencana penyelenggaraan kembali LSSFF pada tahun depan dengan pelaksanaan yang semakin baik. Selain itu, Pemkot Semarang juga berencana menghadirkan Festival Keroncong sebagai bagian dari penguatan ekosistem seni budaya. Agustina menegaskan upaya Pemkot Semarang dalam menyiapkan berbagai sarana bagi para seniman lokal. “Tunjukkan profesionalitas dan keindahan, karena itu yang akan jadi daya tarik dan itu yang akan menghidupkan kita,” ujar Agustina.

Ketua Komite LSSFF 2025 Samuel JD Wattimena turut menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para insan film pendek. Ia memuji dedikasi mereka dalam berproses dan berkarya menyulam kisah, menyuarakan rasa, serta menghidupkan cerita di layar sinema.

Samuel menegaskan bahwa rangkaian kegiatan LSSFF 2025, mulai dari lokakarya hingga gelar wicara, dirancang tidak hanya untuk menghasilkan karya. Lebih dari itu, kegiatan ini bertujuan membangun kapasitas dan memperluas perspektif para sineas. Samuel berharap melalui kegiatan ini, dapat tercipta ekosistem perfilman yang sehat, kolaboratif, dan berkelanjutan bersama komunitas film lokal, nasional, hingga internasional.

Advertisement