Pasar komputer pribadi (PC) global diproyeksikan menghadapi tekanan signifikan mulai tahun 2026. Prediksi ini muncul seiring lonjakan harga memori akses acak (RAM) yang dipicu oleh krisis pasokan DRAM, komponen vital dalam produksi memori. Kondisi tersebut berpotensi berdampak langsung pada harga laptop, desktop, serta berbagai komponen PC, termasuk yang ditujukan khusus untuk para gamer.
Krisis pasokan ini mulai terasa sejak kuartal ketiga tahun 2025, menyusul peningkatan drastis permintaan DRAM akibat masifnya adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI). Industri kini memasuki fase yang dikenal sebagai “DRAM supercycle”, di mana kapasitas produksi memori semakin banyak dialokasikan untuk segmen pusat data dan AI, sehingga pasokan untuk konsumen umum menjadi terbatas.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
AI Pemicu Utama Kelangkaan DRAM
Lonjakan kebutuhan AI menjadi faktor kunci di balik krisis memori global. Untuk menjalankan model AI berskala besar, produsen chip memerlukan memori berbandwidth tinggi atau High-Bandwidth Memory (HBM). Produksi HBM jauh lebih kompleks dibandingkan dengan memori DDR5 standar, karena membutuhkan kapasitas wafer hingga tiga kali lipat untuk setiap bit memori yang dihasilkan.
Selain itu, HBM memiliki tingkat hasil produksi yang lebih rendah akibat proses pengemasan yang rumit. Akibatnya, produsen besar seperti Samsung dan SK hynix harus mengalokasikan sumber daya produksi mereka secara signifikan untuk memenuhi permintaan AI. Situasi ini menjadikan HBM sebagai prioritas utama bagi produsen memori, terutama karena kontrak di sektor AI menawarkan margin keuntungan yang jauh lebih tinggi. Diperkirakan, kebutuhan AI akan menyerap sekitar 20 persen dari total produksi DRAM global pada tahun 2026, dengan potensi peningkatan seiring ekspansi pusat data di seluruh dunia.
Produsen PC Hadapi Kesulitan Pasokan
Dampak langsung dari krisis ini telah mulai dirasakan oleh produsen PC. Sejumlah merek besar dilaporkan kesulitan mengamankan pasokan DRAM dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar konsumen. Kondisi ini mendorong beberapa vendor untuk mempertimbangkan kenaikan harga produk mereka.
Beberapa laporan mengindikasikan bahwa konfigurasi PC dengan kapasitas RAM besar akan mengalami lonjakan harga paling signifikan, dengan kenaikan mencapai ratusan dolar untuk sistem memori tinggi. Tidak hanya produsen besar, perusahaan perakit PC berskala lebih kecil juga mulai menaikkan biaya peningkatan RAM, menandakan bahwa tekanan harga bersifat menyeluruh di sepanjang rantai pasok industri.
Tiga Opsi Sulit bagi Industri PC
Di tengah krisis pasokan memori, produsen PC kini dihadapkan pada tiga pilihan utama yang sulit:
- Menaikkan Harga Produk: Opsi ini bertujuan untuk menutup biaya DRAM yang semakin mahal. Namun, langkah ini berisiko menurunkan minat beli konsumen, terutama di pasar yang sensitif harga.
- Menyesuaikan Spesifikasi: Produsen dapat mempertahankan RAM 8 GB sebagai konfigurasi dasar untuk laptop kelas menengah, meskipun kebutuhan perangkat lunak saat ini cenderung merekomendasikan 16 GB untuk kinerja optimal.
- Menunda Peluncuran Produk atau Memangkas Lini Premium: Strategi ini sudah mulai terlihat di beberapa segmen, termasuk penundaan jadwal rilis produk generasi berikutnya untuk menghindari kerugian akibat biaya komponen yang tinggi.
Saran untuk Gamer dan Konsumen
Bagi para gamer dan pengguna PC, kondisi pasar saat ini menuntut kehati-hatian dalam mengambil keputusan peningkatan perangkat. Para pelaku industri menyarankan agar konsumen tidak terburu-buru meningkatkan kapasitas RAM, terutama jika sistem yang digunakan masih berada di kisaran 8 GB atau 16 GB dan masih mencukupi kebutuhan harian mereka.
Alternatif lain yang mulai dipertimbangkan adalah membeli PC rakitan pabrikan (pre-built), yang saat ini masih ditawarkan dengan harga yang belum sepenuhnya memperhitungkan kenaikan biaya memori. Opsi pasar RAM bekas juga menjadi pertimbangan, meskipun ketersediaannya diperkirakan akan ikut tertekan seiring kelangkaan pasokan baru.
Krisis Diprediksi Berlangsung Panjang
Sejumlah proyeksi memperkirakan kelangkaan DRAM dapat berlanjut hingga kuartal akhir tahun 2027, bahkan berpotensi melebar hingga tahun 2028. Meskipun produsen memori berupaya meningkatkan kapasitas produksi, pembangunan fasilitas baru membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum dapat memberikan dampak signifikan pada pasokan global.
Dengan situasi tersebut, tahun 2026 diprediksi menjadi periode yang sangat menantang bagi pasar PC dan para gamer. Kenaikan harga RAM tidak hanya akan memengaruhi komponen secara individual, tetapi juga berpotensi menekan harga perangkat secara keseluruhan di tengah meningkatnya kebutuhan komputasi berbasis AI yang terus berkembang.






