Teknologi

ITSEC Asia Teken Kontrak Rp1 Triliun dengan RTN, Peringatkan Pentingnya SDM Hadapi Ancaman Siber AI

PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR) dan PT Republik Technetronic Nusantara (RTN) menyepakati kontrak kerja sama senilai US$60 juta atau setara Rp1 triliun. Kesepakatan ini berfokus pada penyelenggaraan pelatihan keamanan siber dan kecerdasan buatan (AI) yang akan mendukung program Kementerian Pertahanan (Kemenhan) selama empat tahun ke depan.

Penandatanganan kontrak ini dilakukan di tengah urgensi penguatan sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi perkembangan pesat teknologi AI. Presiden Direktur ITSEC Asia, Patrick Rudolf Dannacher, menyoroti bahwa ancaman siber diproyeksikan akan semakin kompleks, terorganisir, dan memanfaatkan teknologi AI.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

“Teknologi baru itu tidak hanya digunakan sebagai alat pertahanan, tetapi juga berpotensi dimanfaatkan oleh pelaku ancaman untuk meningkatkan skala dan kecanggihan dari serangan,” ujar Patrick kepada Bisnis pada Senin (29/12/2025). Ia menekankan bahwa pengembangan kapabilitas SDM menjadi kunci untuk menghadapi tantangan tersebut. “Pelatihan yang adaptif dan berbasis teknologi terkini diperlukan agar institusi mampu merespons dinamika ancaman dengan cepat dan tepat,” tambahnya.

Laporan Statista memperkirakan bahwa perkembangan AI di Indonesia akan menunjukkan pertumbuhan eksponensial hingga tahun 2030. Pertumbuhan ini didorong oleh transformasi digital, kebijakan nasional, dan adopsi sektor swasta. Pasar AI di Indonesia diprediksi akan mencapai US$2,97 miliar pada tahun 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 18,3% hingga 2031, serta berpotensi berkontribusi hingga 12% terhadap PDB nasional. Namun, sejalan dengan pertumbuhan tersebut, ancaman siber dari peretas juga semakin menghantui.

Melalui ITSEC Cyber Academy (ITSEC Cyber & AI Academy), ITSEC akan menyelenggarakan program pelatihan dengan kurikulum yang mengacu pada standar internasional. Program ini dirancang untuk membekali peserta dengan kemampuan praktikal serta pemahaman terkini mengenai tren ancaman siber internasional dan pengembangan teknologi kecerdasan buatan.

Patrick menjelaskan bahwa pelatihan yang dikembangkan ITSEC Cyber & AI Academy dirancang dengan menyatukan penguasaan teknologi perangkat lunak dan perangkat keras dalam satu kerangka pembelajaran terintegrasi. “Pendekatan ini memastikan peserta tidak hanya memahami teknologi, tetapi mampu mengimplementasikan secara strategis di lingkungan nyata,” kata Patrick.

Kerja sama dengan mitra Kemenhan ini, menurut Patrick, hanyalah permulaan. ITSEC sangat terbuka untuk menjajaki penerapan model pelatihan serupa di berbagai kementerian dan lembaga lainnya. Kerangka pelatihan yang modular dan fleksibel memungkinkan penyesuaian dengan mandat, kebutuhan, dan profil risiko masing-masing institusi, sehingga dapat memperkuat kapabilitas lintas sektor dan membangun kesiapan jangka panjang di bidang keamanan siber serta pengembangan SDM.

Mureks