Jakarta, Rabu (31/12/2025) – Produsen laptop global, Asus, dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah strategis untuk memproduksi memori RAM secara mandiri mulai tahun 2026. Wacana ini muncul di tengah tekanan krisis pasokan memori global yang menyebabkan lonjakan harga komponen dan produk akhir.
Meskipun demikian, perusahaan asal Taiwan tersebut secara resmi telah membantah rencana tersebut, sebagaimana dikutip dari Digital Trends pada Selasa (30/12/2025).
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Krisis Memori Global dan Prioritas Pusat Data AI
Rumor mengenai produksi RAM mandiri oleh Asus mencuat di tengah keterbatasan pasokan memori DDR4 dan DDR5 di pasar global. Tiga produsen memori terbesar dunia, yakni Samsung, Micron, dan SK Hynix, kini mengalokasikan sebagian besar kapasitas produksi mereka untuk memenuhi permintaan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI).
Permintaan dari sektor AI yang menawarkan harga lebih tinggi ini secara langsung mengurangi ketersediaan RAM untuk perangkat konsumen, termasuk laptop dan PC. Ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan inilah yang mendorong kenaikan harga memori, yang pada gilirannya memengaruhi harga jual laptop di pasaran.
Bagi Asus, situasi ini menjadi tantangan serius. Perusahaan disebut telah bersiap melakukan penyesuaian harga pada sejumlah produk laptop guna mengimbangi kenaikan biaya komponen. Namun, posisi tawar menawar dengan pemasok memori dinilai terbatas karena produsen RAM lebih memprioritaskan klien korporasi berskala besar.
Wacana Produksi DRAM Mandiri dan Tantangannya
Menurut laporan media teknologi Sakhtafzarmag, Asus tengah mengkaji pembangunan fasilitas produksi DRAM sendiri pada tahun 2026. Jika rencana ini direalisasikan, hal tersebut akan menandai perubahan signifikan dalam strategi bisnis Asus, yang selama ini dikenal sebagai perancang dan perakit perangkat.
Langkah ini juga berkaitan erat dengan luasnya lini produk Asus, mulai dari laptop gaming, kartu grafis, hingga motherboard. Seluruh perangkat tersebut sangat bergantung pada ketersediaan RAM dan VRAM, sehingga kenaikan harga memori berpotensi menekan biaya produksi dan harga jual produk mereka.
Namun, wacana ini masih menuai keraguan di kalangan analis. Industri DRAM dikenal sangat padat modal dan kompleks secara teknologi, dengan para pemain utama telah mengembangkannya selama puluhan tahun. Bahkan jika Asus membangun pabrik sendiri, perusahaan kemungkinan tetap harus membeli modul dasar dari kompetitor, sehingga dampaknya terhadap penurunan harga dalam jangka pendek dinilai terbatas.
Mencari Mitra Baru dan Proyeksi Harga
Di sisi lain, Asus juga dikabarkan mempertimbangkan mencari mitra baru untuk pasokan memori. Salah satu nama yang mencuat adalah CMXT, perusahaan asal China yang mulai menunjukkan kemampuan dalam memproduksi memori DDR5 dan LPDDR5X.
Meskipun demikian, keterbatasan kapasitas produksi CMXT serta kendala regulasi perdagangan global masih menjadi faktor penghambat utama.
Bagi konsumen, tekanan harga diperkirakan belum akan membawa kabar baik dalam waktu dekat. SK Hynix sebelumnya memperkirakan kondisi ketatnya pasokan memori dapat berlangsung hingga 2028. Artinya, kenaikan harga laptop masih berpotensi berlanjut seiring belum stabilnya rantai pasok global.
Asus ROG Xbox Ally X Meluncur di Tengah Tantangan Pasar
Di tengah dinamika pasar komponen, Asus Republic of Gamers (ROG) tetap aktif meluncurkan inovasi terbarunya. Pada Kamis (23/10/2025), Asus ROG Xbox Ally series resmi hadir di Jakarta, mengusung slogan “Powerful ROG with Xbox Inside”.
Perangkat handheld gaming ini hadir sebagai penerus langsung dari ROG Ally (2023), yang sukses memperkenalkan konsep PC handheld gaming berperforma tinggi. Melalui generasi terbaru ini, Asus memperkaya pengalaman bermain dengan menghadirkan jangkauan global ke dunia Xbox.
ROG Ally X ditenagai prosesor AMD Ryzen AI Z2 Extreme yang diklaim mampu menghasilkan frame rate tinggi dan visual halus. Perusahaan asal Taiwan ini juga mengatakan, ROG Xbox Ally X dilengkapi NPU (Neural Processing Unit) yang mendukung game berbasis kecerdasan buatan (AI) di masa depan, dipasangkan dengan RAM 24GB, dan SSD 1TB.
Untuk daya tahan, Xbox Ally X dibekali baterai 80Wh, meningkat dari versi sebelumnya yang membawa 60Wh. Efisiensi tinggi dari Ryzen AI Z2 Extreme memungkinkan mode Silent mencapai kinerja setara dengan Performance Mode pada generasi sebelumnya, memberikan waktu bermain lebih lama.
Meskipun dibalik tampilan khas ala Xbox, ROG Ally tetap menawarkan kemampuan fleksibel pada sistem operasi Windows 11, memungkinkan pengguna memainkan berbagai game dari banyak platform digital seperti Xbox Game Pass, Steam, dan Epic Games Store.






