Berita

JPPI Desak Kurikulum Darurat Bencana Segera Disusun, Pendidikan Tak Boleh Berhenti

Advertisement

Jakarta – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menargetkan pembangunan sekolah-sekolah yang rusak akibat bencana di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara dimulai pada Februari 2026. Menanggapi hal tersebut, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mendesak agar pembangunan sekolah darurat dapat dilakukan lebih cepat dan pendidikan tetap berjalan meski dalam kondisi sulit.

Pendidikan Tetap Berjalan di Tengah Bencana

Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji menekankan pentingnya keberlangsungan pendidikan. “Mestinya bulan ini sudah bisa dilakukan mulai pembangunan secara bertahap. Meski begitu, jangan menunggu rehabilitasi sekolah selesai, Apapun kondisinya pendidikan tidak boleh berhenti,” ujar Ubaid pada Minggu (14/12/2025).

Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!

Ubaid menyarankan agar sekolah darurat didirikan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, seperti tenda, tempat ibadah, fasilitas umum, atau bahkan lapangan terbuka. Hal ini penting untuk memastikan siswa tetap dapat belajar.

Dorongan Kurikulum Darurat Bencana

Lebih lanjut, Ubaid mendorong adanya penyusunan Kurikulum Darurat Bencana yang baku dan operasional. “Setahu saya, saat ini Indonesia belum memiliki kurikulum darurat yang baku dan operasional untuk situasi bencana. Ada beberapa pedoman umum, tetapi belum menjadi modul pembelajaran krisis yang terstandardisasi secara nasional,” jelas Ubaid.

Advertisement

Ia memandang bahwa pemerintah perlu menyusun kurikulum yang fleksibel. “Saya memandang pemerintah perlu menyusun Kurikulum Darurat Bencana, yang fleksibel dan memprioritaskan pemulihan keselamatan dan kondisi psikososial siswa, penyederhanaan capaian belajar, dan juga pembelajaran berbasis aktivitas, bukan target akademik yang kaku,” tambahnya.

JPPI berharap sekolah diberi kewenangan untuk mengatur ulang struktur belajar sesuai kondisi lapangan. Guru juga perlu melakukan asesmen awal untuk memetakan kondisi belajar siswa pascabencana sebelum menetapkan target capaian baru. “Dan ini yang terpenting adalah tidak boleh ada tuntutan ketuntasan kurikulum seperti kondisi normal. Fokusnya adalah pemulihan, bukan kejar tayang,” tuturnya.

Target Pembangunan Sekolah Dimulai Februari 2026

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyatakan pihaknya terus menghimpun data sekolah yang terdampak bencana di tiga provinsi tersebut. “Sekarang sudah kami himpun datanya, mudah-mudahan di Februari 2026 itu sudah kami mulai pembangunan sekolah-sekolah yang rusak,” kata Abdul Mu’ti dilansir Antara, Sabtu (13/12/2025).

Advertisement
Mureks