Olahraga

Ikon Golf Jepang Masashi “Jumbo” Ozaki Tutup Usia 78 Tahun Setelah Berjuang Melawan Kanker

Advertisement

Dunia golf Jepang berduka atas kepergian Masashi “Jumbo” Ozaki, legenda olahraga yang juga anggota World Golf Hall of Fame. Ozaki meninggal dunia pada Rabu (24/12) di Jepang pada usia 78 tahun, setelah berjuang melawan kanker usus besar.

Kabar duka ini diumumkan oleh Japan Golf Tour pada Jumat, 26 Desember 2025, menandai berakhirnya perjalanan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah golf Asia. Ozaki dikenal sebagai pegolf Jepang dengan jumlah kemenangan terbanyak sepanjang masa.

Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.

Sepanjang kariernya, ia mengumpulkan total 113 kemenangan di berbagai turnamen global. Dari jumlah tersebut, 94 gelar diraih selama 29 tahun berkarier di Japan Golf Tour (JGT). Kemenangan terakhirnya di tur domestik terjadi pada ANA Open, saat ia berusia 55 tahun, sebuah bukti daya saing yang luar biasa melampaui generasinya.

Di puncak kariernya, Ozaki pernah menduduki peringkat kelima dunia pada tahun 1996, saat usianya menginjak 49 tahun. Meskipun ia jarang meraih gelar di luar Jepang—satu-satunya gelar internasionalnya adalah New Zealand PGA Championship—kontribusinya terhadap perkembangan golf tidak dapat disangkal.

Pengakuan tertinggi atas dedikasinya datang pada tahun 2011, ketika ia dilantik ke World Golf Hall of Fame. Mengenai kepergiannya, Japan Golf Tour menulis dalam unggahan media sosialnya, “Dia sosok yang tak tergantikan dalam pembahasan golf putra, baik saat ini maupun di masa depan.”

Masashi “Jumbo” Ozaki tercatat tampil di 49 turnamen mayor sepanjang kariernya. Hasil terbaiknya diraih pada U.S. Open 1989 di Oak Hill, di mana ia finis tiga pukulan di belakang juara Curtis Strange. Ia juga 19 kali berpartisipasi di Masters, dengan penampilan terakhirnya pada tahun 2000 saat berusia 53 tahun, finis di posisi T-28.

Advertisement

Ozaki merupakan pionir yang membuka jalan bagi generasi pegolf Jepang berikutnya. Isao Aoki, pegolf Jepang pertama yang masuk Hall of Fame, dan Hideki Matsuyama, yang mencetak sejarah sebagai pegolf Jepang pertama yang menjuarai turnamen mayor di Masters 2021, keduanya terinspirasi, baik secara langsung maupun tidak, oleh sosok Ozaki.

Di level domestik, prestasi Ozaki nyaris tak tertandingi. Ia berhasil menjuarai Japan Open sebanyak lima kali dan Japan PGA Championship enam kali. Selain itu, ia memimpin daftar uang JGT sebanyak 12 kali, sebuah rekor yang masih bertahan hingga kini, termasuk lima musim beruntun dari tahun 1994 hingga 1998. Gelar uang terakhirnya diraih pada tahun 2002, kembali di usia 55 tahun.

Saat dilantik ke Hall of Fame, Masashi “Jumbo” Ozaki pernah mengungkapkan penyesalan terbesarnya adalah tidak lebih sering bermain di luar Jepang. Namun, ia juga menegaskan dedikasinya sepenuhnya untuk golf Jepang dan menyatakan rasa syukurnya atas penghargaan tersebut.

Dengan ayunan kuat, karisma yang memikat, dan gaya khas—sering mengenakan kemeja sutra dan celana longgar—Ozaki kerap dijuluki “Arnold Palmer-nya Jepang.” Bakatnya tidak hanya terbatas pada golf; ia juga seorang gitaris dan bahkan memiliki beberapa lagu yang berhasil masuk tangga lagu pop Jepang.

Kepergian Masashi “Jumbo” Ozaki meninggalkan warisan besar bagi dunia golf, khususnya di Jepang. Ia bukan sekadar seorang juara, melainkan simbol sebuah era, inspirasi lintas generasi, dan figur yang membentuk identitas golf Jepang modern.

Advertisement
Mureks