Mantan bintang Chelsea dan Timnas Prancis, Frank Leboeuf, melontarkan pujian tinggi kepada dua pemain muda Inter Milan, Ange-Yoan Bonny dan Andy Diouf. Leboeuf menilai kedua talenta asal Prancis tersebut sebagai aset berharga untuk masa depan sepak bola.
Dalam sebuah wawancara dengan The Italian Football Podcast, Leboeuf secara spesifik menyatakan kekagumannya terhadap gaya permainan Bonny dan Diouf. Ia menekankan bahwa ketertarikan tim-tim Italia terhadap pemain Prancis menunjukkan adanya bakat dan konsistensi yang terbukti.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
“Saya menyukai mereka, saya lebih mengenal Bonny daripada Diouf,” ujar Leboeuf, mengawali komentarnya. Ia melanjutkan, “Tetapi jika tim-tim Italia seperti tim-tim tersebut tertarik pada pemain Prancis, itu berarti mereka telah membuktikan bahwa mereka memiliki bakat. Dan konsistensi. Jadi, saya tidak heran jika Inter atau tim lain tertarik pada pemain Prancis.”
Leboeuf juga menyoroti potensi besar kedua pemain untuk tampil di level tertinggi. Namun, ia mengingatkan bahwa adaptasi cepat dan peningkatan performa menjadi kunci utama bagi mereka.
“Mereka benar-benar memiliki bakat. Dan mereka bisa tampil di level tertinggi. Sekarang sekali lagi terserah para pemain untuk beradaptasi secepat mungkin dan bermain lebih baik,” tegasnya.
Mengenai peluang Bonny dan Diouf untuk membela tim nasional, Leboeuf mengakui bahwa persaingan di skuad Prancis sangat ketat. Ia membandingkan situasi saat ini dengan era legenda seperti Michel Platini dan Zinedine Zidane, di mana satu pemain bintang sudah cukup untuk mengisi posisi krusial.
“Tentu saja, mereka bisa bermain untuk tim nasional. Tapi Anda tahu, ketika Anda memiliki Platini atau Zidane, bahkan jika Anda memiliki 10 pemain nomor 10 yang fantastis, Anda tidak peduli,” jelas Leboeuf.
Ia menambahkan, “Karena Anda memiliki Michel Platini atau Zinedine Zidane, dan Anda tidak membutuhkan orang lain. Ketika Anda memiliki Doué, Mbappe, Dembele, Barcola, dan banyak lainnya. Ya, Anda juga bisa memiliki Bonny atau Ekitike dari Liverpool. Itu gila. Karena Anda tidak bisa memiliki semua orang. Deschamps beruntung, dia memiliki pilihan layaknya seorang raja, seperti yang kita katakan di Prancis.”
