Rabat – Sebuah pemandangan tak biasa menyita perhatian di gelaran Piala Afrika 2025. Seorang penggemar Republik Demokratik Kongo secara konsisten berdiri tak bergerak, menyerupai patung, sepanjang pertandingan timnya.
Aksi unik ini datang dari Michel Kuka Mboladinga, seorang suporter yang mengenakan jaket dan dasi rapi. Ia mencuri perhatian publik dengan berpose bak patung Patrice Lumumba, Perdana Menteri pertama Kongo, yang patungnya berdiri megah di ibu kota Kinshasa.
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Mboladinga mengangkat lengannya, meniru pose ikonik Lumumba sebagai bentuk penghormatan. Aksi ini bukan sekadar sesaat, melainkan berlangsung sejak sepak mula hingga peluit akhir pertandingan dibunyikan.
Dedikasi Mboladinga teruji saat Republik Demokratik Kongo berhadapan dengan Benin pada 23 Desember. Pertandingan yang berlangsung hampir 115 menit karena tambahan waktu itu tidak menggoyahkan posisinya. Ia tetap diam tak bergerak hingga laga usai.
Aksi penghormatan Mboladinga ini dengan cepat menjadi viral di media sosial dan mendapat apresiasi luas. Para penonton di stadion pun tak ketinggalan untuk berfoto bersama ‘patung hidup’ tersebut.
Sebuah unggahan video di platform X (sebelumnya Twitter) oleh akun Men in Blazers pada 30 Desember 2025, turut menyoroti aksi ini. ‘This DR Congo fan stands statuesque for the entire game. Nicknamed ‘Lumumba’ due to a resemblance to the country’s first prime minister, it’s certainly one way to support your team 🇨🇩,’ demikian bunyi keterangan video tersebut.
Di sisi lain lapangan, tim nasional Republik Demokratik Kongo berhasil memastikan diri melaju ke babak 16 besar Piala Afrika 2025. Tim yang diperkuat Aaron Wan-Bissaka tersebut finis sebagai runner-up Grup D di bawah Senegal, setelah mengalahkan Botswana 3-0 di Rabat, Maroko, pada Rabu (31/12) dini hari WIB.
Mengenal Sosok Patrice Lumumba
Patrice Lumumba dikenal sebagai salah satu bapak bangsa Republik Demokratik Kongo. Ia merupakan tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan Kongo dari Belgia pada Juni 1960 dan kemudian menjabat sebagai Perdana Menteri pertama negara tersebut.
Namun, masa jabatannya singkat. Lumumba dikudeta oleh kelompok reaksioner Kongo yang didukung oleh Belgia. Ia ditangkap dan dibunuh pada 17 Januari 1961, gugur di usia muda 35 tahun.
Mureks mencatat bahwa nama Patrice Lumumba juga pernah dihormati di Indonesia pada era pemerintahan Orde Lama. Namanya sempat diabadikan sebagai nama jalan di Jakarta (Kemayoran), sebelum akhirnya diganti pada masa rezim Orde Baru karena dianggap beraliran kiri.






