Banyak orang tua menghadapi dilema besar saat memutuskan untuk memberikan perangkat gawai kepada anak-anak mereka. Kekhawatiran akan paparan konten negatif di internet menjadi momok, namun di sisi lain, ada kekhawatiran anak akan tertinggal dalam penguasaan teknologi jika tidak dikenalkan sejak dini.
Menjawab dilema tersebut, konten kreator sekaligus mom influencer Dhatu Rembulan membagikan pengalamannya. Menurutnya, keputusan memberikan gawai kepada anak sangat bergantung pada kondisi dan kesiapan setiap keluarga.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Gadget sebagai Penunjang, Bukan Pengganti Orang Tua
Dhatu sendiri memilih untuk memberikan tablet kepada anak sulungnya sebagai penunjang aktivitas sehari-hari. Ia menegaskan pentingnya peran orang tua yang tidak tergantikan oleh gawai.
“Aku memberikan gadget untuk anak-anakku asal gadget tersebut jadi sarana penunjang bukan sebagai pengganti kita sebagai orang tua. Jadi nggak menggantikan perannya sebagai orang tua,” ujar Dhatu saat ditemui dalam sebuah workshop iPad di Jakarta.
Istri dari musisi Tria Changcuters ini menekankan pentingnya keselarasan niat dan komitmen sebelum memberikan gawai. Orang tua dan anak harus memiliki pemahaman yang sama.
“Kita harus menyelaraskan dulu niatnya apa, tujuannya apa, dan komitmen terhadap gadget itu sendiri bagaimana karena tentu saja harus punya aturan, harus punya batasan yang jelas. Jadi intinya bebas tapi dengan batasan. Dan yang diberi kebebasan, diberi batasan itu nggak hanya anaknya sebagai pengguna gadgetnya, tapi orang tua juga harus ikut komitmen di aturan-aturan tersebut,” kata Dhatu.
Kesepakatan Aturan Bersama Anak
Dhatu menyarankan agar kesepakatan mengenai aturan penggunaan gawai dibuat bersama anak, terutama untuk anak usia sekitar 7 tahun ke atas. Pada usia ini, anak sudah mulai bisa membedakan mana yang baik dan mana yang lebih baik.
“Orang tua punya poin-poin batasan, misalnya waktu, apa saja aplikasi yang boleh dan yang tidak boleh. Jadi kita diskusi. Tadinya awalnya contohnya kayak ibu sih pengennya 1 jam aja pakai iPadnya, tapi anakku nawar 2 jam dong, jadi kita pilih yang terbaik lah keputusannya biar sama-sama enak jalanin,” paparnya.
Memahami Fitur Pengawasan pada Gadget
Selain itu, orang tua juga harus memahami betul fitur-fitur pengawasan yang tersedia pada gawai sebelum memberikannya kepada anak. Khusus untuk perangkat Apple seperti iPad, terdapat berbagai fitur proteksi yang kuat.
“Fitur di Apple khususnya iPad yang penting untuk orang tua pakai, Screen Time, Downtime, App Limits, terus Family Sharing, Communication Limits, dan banyak banget. Jadi sebenarnya sebelum kita kasih ke anak, kita harus paham dulu fitur-fitur tersebut karena manfaatnya banyak banget,” jelas Dhatu.
Dengan memahami fitur-fitur ini, orang tua dapat menetapkan batas waktu penggunaan, membatasi aplikasi tertentu, mengatur waktu istirahat (downtime), serta mengontrol komunikasi anak. Pada akhirnya, gawai bukan lagi sekadar alat kontrol, melainkan perangkat untuk mendukung kreativitas, pembelajaran, dan pembentukan kebiasaan positif anak.
Sistem Rewarding dan Pilihan Perangkat
Mengenai sistem rewarding, seperti memberikan akses gawai setelah anak menyelesaikan pekerjaan rumah, Dhatu menyatakan hal itu masih relevan untuk anak yang lebih kecil.
“Untuk yang kecil, sebenarnya rewarding itu masih aku berlakukan, karena kan yang penting seru dulu, yang penting dapat motivasinya dulu dalam melakukan sesuatu. Tapi untuk yang besar, mulai kelas 6, sepertinya dia sudah harus tahu mana yang memang kewajiban mana yang memang harus dia lakukan,” ungkap ibu dua anak ini.
Saat ditanya mengenai pilihan antara smartphone atau tablet yang diberikan ke anak lebih dulu, Dhatu merekomendasikan iPad daripada iPhone untuk anak usia 10 tahun ke bawah.
“Sebenarnya aku prefer anak belum dikasih iPhone karena iPhone tuh kayak lebih mobile, ukurannya kecil, gampang dibawa kemana-mana, takutnya itu jadi efek ketergantungan. Sedangkan kalau iPad itu kan ukurannya lebih besar, otomatis dia agak berat kalau harus dibawa-bawa kemana-mana. Jadi memang ketika harus ada waktu main dengan iPad, ya dia memang momennya main dengan iPad, tapi untuk seharian biar gak perlu gampang dibawa,” paparnya.
Dengan pendekatan yang bijak dan didampingi aturan jelas serta komitmen dari orang tua, pemberian gawai dapat menjadi sarana positif bagi perkembangan anak.






