Bulan Desember 2025 menjadi penutup tahun yang penuh dinamika di sektor teknologi dan olahraga. Berbagai peristiwa penting tercatat, mulai dari pengakuan global terhadap para arsitek kecerdasan buatan, langkah strategis Telkom melalui peluncuran InfraNexia, hingga torehan prestasi atlet esports Indonesia di ajang SEA Games 2025. Tak ketinggalan, isu krusial terkait operasional TikTok di Amerika Serikat juga mencapai babak baru dengan kesepakatan penjualan saham.
Arsitek AI Dinobatkan sebagai Person of the Year TIME 2025
Majalah TIME menobatkan para arsitek kecerdasan buatan (AI) sebagai Person of the Year 2025. Penghargaan ini diberikan atas kontribusi mereka dalam menghadirkan era mesin berpikir yang telah memukau sekaligus mengkhawatirkan umat manusia, serta mengubah masa kini dan melampaui hal yang mungkin.
Dapatkan berita menarik lainnya di mureks.co.id.
Dalam pernyataannya, TIME secara spesifik memilih individu-individu di balik layar yang membayangkan, merancang, dan membangun AI, bukan teknologinya itu sendiri. “Karena telah menghadirkan era mesin berpikir, karena telah memukau dan mengkhawatirkan umat manusia, karena telah mengubah masa kini dan melampaui hal yang mungkin, para Arsitek AI adalah 2025 Person of the Year versi TIME,” tulis majalah tersebut.
Sejumlah tokoh yang disebutkan oleh TIME meliputi CEO Meta Mark Zuckerberg, CEO AMD Lisa Su, Elon Musk dari xAI, Presiden dan CEO Nvidia Jensen Huang, CEO OpenAI Sam Altman, CEO DeepMind Technologies Demis Hassabis, CEO Anthropic Dario Amodei, dan Co-Direktur Institut AI Fei-Fei Li.
Telkom Luncurkan InfraNexia, Fokus Infrastruktur Fiber
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. resmi menuntaskan penandatanganan akta pemisahan aset fiber tahap pertama ke PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), yang kini dikenal sebagai InfraNexia. Aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi Telkom untuk memisahkan sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity.
Pemisahan ini telah memperoleh persetujuan pemegang saham independen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), mengingat transaksi ini tergolong afiliasi sesuai Peraturan OJK No. 42/2020. InfraNexia akan berfokus pada pengembangan bisnis infrastruktur fiber, bertujuan meningkatkan efisiensi operasional dan investasi.
Entitas baru ini juga membuka peluang network sharing dan kemitraan strategis untuk mengoptimalkan nilai aset infrastruktur digital. Pada fase pertama, InfraNexia akan menguasai lebih dari 50% total infrastruktur jaringan fiber Telkom, meliputi segmen access, aggregation, backbone, hingga infrastruktur pendukung. Fase kedua ditargetkan rampung pada 2026, dengan proyeksi total nilai aset mencapai Rp 90 triliun.
InfraNexia diproyeksikan menjadi tulang punggung penyedia infrastruktur konektivitas utama di Indonesia, mengingat potensi pasar yang besar dan ruang ekspansi yang luas di berbagai sektor yang membutuhkan konektivitas digital.
Atlet Esports Indonesia Raih Medali di SEA Games 2025
Tim Nasional Esports Indonesia berhasil menorehkan prestasi gemilang di ajang SEA Games 2025, dengan menyumbangkan sejumlah medali bagi Tanah Air. Indonesia mengirimkan atletnya di empat nomor pertandingan utama dan satu laga eksibisi.
Berikut adalah perolehan medali Timnas Esports Indonesia di SEA Games 2025:
- FC Online: Medali Perunggu
- Mobile Legends Men: Medali Perunggu
- Mobile Legends Women: Medali Perunggu
- Free Fire 2: Medali Perak
- Free Fire 1: Medali Perunggu
- Magic Chess Go Go (Laga Eksibisi): Medali Perunggu
Indonesia mengirimkan dua tim untuk game Free Fire dan Mobile Legends (Pria & Wanita), satu tim berisi tiga atlet di FC Online, serta satu tim beranggotakan dua atlet di Magic Chess Go Go.
TikTok Sepakat Jual Separuh Operasionalnya di AS
Pemilik TikTok, ByteDance, akhirnya menyepakati penjualan separuh operasional platformnya di Amerika Serikat (AS) untuk menghindari ancaman blokir. Kesepakatan ini dicapai melalui pembentukan joint venture sebagai syarat agar TikTok tetap dapat beroperasi di Negeri Paman Sam.
Separuh dari joint venture ini akan dimiliki oleh konsorsium investor yang terdiri dari Oracle, Silver Lake, dan firma investasi dari Abu Dhabi, MGX. Informasi ini terungkap dalam memo internal dari CEO TikTok, Shou Zi Chew.
Dalam kesepakatan bisnis ini, ByteDance akan tetap memiliki 19,9% saham. Sementara itu, Oracle, Silver Lake, dan MGX masing-masing akan menguasai 15%. Sisa 30,1% kepemilikan akan dipegang oleh afiliasi dari investor ByteDance yang sudah ada.
Deal bisnis ini dijadwalkan akan dituntaskan pada 22 Januari 2026. Kesepakatan ini sekaligus menjadi babak penutup dari upaya Gedung Putih yang selama ini mendesak ByteDance untuk menjual operasionalnya di Amerika, dengan alasan kekhawatiran ancaman keamanan nasional. Sebelumnya, Gedung Putih juga menyatakan bahwa Oracle akan melisensikan rekomendasi algoritma sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.






