Di tengah teriknya matahari pada Kamis, 25 Desember 2025, Apipudin, yang akrab disapa Mang Apip, bersiaga di Jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat. Pria berusia 49 tahun ini adalah salah satu dari puluhan sukarelawan pengatur lalu lintas (supeltas) atau ‘joki jalur’ resmi yang bertugas memastikan kelancaran arus kendaraan.
Mang Apip memulai harinya dengan apel pada pukul 08.00 WIB. Ia direkrut oleh pihak kepolisian untuk membantu mengamankan jalur Puncak selama periode libur Natal dan Tahun Baru, sebuah tugas yang kini menjadi panggilan jiwanya.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Sebelumnya, Mang Apip bekerja sebagai sekuriti di Taman Wisata Matahari (TWM). Kini, selain menjadi supeltas, ia juga aktif dalam kegiatan Linmas di Desa Cilember, Kecamatan Cisarua. “Kebetulan take over Taman Wisata Matahari ya karena faktor usia ya, jadi di lingkungan saja,” ujar Mang Apip saat waktu istirahat siang.
Ia menceritakan, informasi mengenai perekrutan supeltas ini didapatnya dari Bhabinkamtibmas di desanya. Dorongan untuk mengatasi kemacetan Puncak yang kerap terjadi saat liburan menjadi alasan kuat baginya untuk bergabung. “Jadi inti daripada kami mungkin peduli daripada kemacetan-kemacetan jalur Puncak, ya akhirnya setuju banget dengan adanya program seperti ini. Makanya banyak warga yang memang gabung di supeltas ini,” ungkapnya.
Tugas dan Peran Supeltas di Jalur Puncak
Ada sekitar 60 warga yang direkrut menjadi supeltas, termasuk Mang Apip. Mereka bekerja dari pagi hingga sore hari untuk mengurai kemacetan, membantu warga menyeberang jalan, serta mengantisipasi keberadaan joki penunjuk jalan liar yang sering meresahkan pengendara dan wisatawan.
“Secara yang dijadwalkan dari jam 08.00 WIB setelah apel, dari jam 08.00 WIB mungkin sampai jam 16.00 WIB. Cuma, ketika memang keadaan jalannya crowded, kita memang secara hati nurani pengin ngebantu ya, pasti kita ngebantu sampai terurai kemacetan itu,” jelas Mang Apip.
Mang Apip sendiri biasa berjaga di pertigaan Cilember, Cisarua. Ia menambahkan bahwa supeltas direkrut dari tiga kecamatan di Puncak, yaitu Cisarua, Megamendung, dan Ciawi. Di setiap titik, satu supeltas biasanya berjaga bersama anggota polisi lalu lintas (polantas).
Kehadiran supeltas juga berperan penting dalam mencegah praktik joki penunjuk jalan liar yang kerap “menggetok harga” kepada wisatawan, terutama di jalur-jalur alternatif. “Karena yang dari Jakarta tidak tahu kan jalan alternatif itu ke mana-ke mana, hanya joki yang tahu, di situlah joki yang punya peranan. Di sinilah kami siap mungkin mengantisipasi tidak adanya joki di tempat tersebut,” bebernya.
Menurut Mang Apip, keberadaan supeltas sangat membantu. Selain mengurai kepadatan lalu lintas, mereka juga berperan dalam mendistribusikan informasi penting seperti kendala di jalur atau kecelakaan, agar dapat cepat sampai ke masyarakat. “Kadang-kadang kebetulan ada Lantas bisa berbicara dengan Lantas dan nggak ada Lantas mungkin dengan ada, apa, supeltas inilah, seperti itu,” pungkasnya.






