Otomotif

Cara Mengatasi Aquaplaning: Tips Aman Berkendara Saat Hujan Deras di Jalan Tol

Periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini diwarnai dengan curah hujan yang cukup tinggi di berbagai wilayah. Kondisi ini menuntut kewaspadaan ekstra bagi para pengguna kendaraan, terutama terhadap risiko jalan licin dan fenomena aquaplaning yang membahayakan.

Aquaplaning adalah kondisi di mana ban kendaraan kehilangan kontak dengan permukaan jalan akibat genangan air. OE Sales Manager Bridgestone Tire Indonesia, Ahmad Nuril, menjelaskan fenomena ini dapat menjadi “bom waktu” bagi pengemudi yang tidak waspada.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Memahami Fenomena Aquaplaning

Nuril memaparkan, “Aquaplaning menciptakan ban kendaraan terangkat dari permukaan jalan akibat volume air yang tak mampu dibuang sempurna oleh alur pada tapak ban. Akhirnya sisa air tersebut memenuhi ruang lain, memaksa ban terangkat.”

Kondisi ini umumnya terjadi saat kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi melibas genangan air. Akibatnya, kemudi mobil tiba-tiba terasa seakan hilang kontak dengan permukaan jalan, membuat pengemudi rentan panik.

Tips Mencegah dan Mengatasi Aquaplaning

Untuk meminimalisir risiko, Nuril menekankan pentingnya menjaga batas kecepatan dan jarak aman. “Idealnya jaga kecepatan maksimal 60 km/jam dan patuh dengan menjaga jarak kendaraan di depannya,” ujarnya.

Ia juga menyarankan pengemudi untuk lebih sering berada di lajur tengah jalan tol. “Genangan air umumnya timbul di sisi badan jalan, seperti lajur paling kanan atau kiri, maka paling pas lebih sering di lajur yang tengah,” imbuhnya.

Apabila kendaraan terlanjur mengalami aquaplaning atau melihat genangan air besar di depan yang tidak dapat dihindari, Nuril memberikan panduan respons yang tepat. “Pada momen tersebut kebanyakan pengemudi panik, berusaha menyeimbangkan kendaraan yang tengah hilang kendali. Kalau ternyata ada genangan air di depan dan tidak bisa menghindar, segera angkat kaki dari pedal gas (akselerator) dan pegang kemudi secara kuat,” beber Nuril.

Penting untuk diingat, dalam situasi ini pengemudi tidak perlu menginjak rem. “Saat momen tersebut tidak perlu injak rem, biarkan mobil menerjang air. Efek aquaplaning tetap ada, namun saat deselerasi dengan melepas gas dan tanpa injak rem risiko dampaknya semakin kecil,” terang Nuril.

Pentingnya Perawatan Ban

Lebih lanjut, Nuril mengingatkan kembali pentingnya pemeriksaan kondisi fisik ban secara berkala. Hal ini meliputi pengecekan kondisi dinding dan permukaan tapak ban, serta status tear wear indicator (TWI) untuk memastikan ban dalam kondisi prima dan mampu berfungsi optimal saat menghadapi kondisi jalan basah.

Mureks