Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Podorejo di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, berhasil mengembangkan sektor budi daya ikan patin dan ternak ayam petelur. Inisiatif ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan pada penguatan ketahanan pangan di daerah setempat.
Kepala Bidang Ketahanan Ekonomi dan Lingkungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Tulungagung, Wahyu Yuniarko, pada Minggu (28/12), mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap sejumlah BUMDes, termasuk BUMDes Podorejo yang berlokasi di Desa Podorejo, Kecamatan Sumbergempol.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Inovasi Dua Lini Usaha Unggulan
Wahyu menjelaskan, BUMDes Podorejo menjalankan dua lini usaha utama, yakni budi daya ikan patin dan ternak ayam petelur. “BUMDes Podorejo menjalankan dua lini usaha, yakni budi daya ikan patin dan ternak ayam petelur. Kami turun langsung untuk melihat perkembangan kedua sektor tersebut,” kata Wahyu.
Kedua unit usaha ini mulai beroperasi sejak Oktober 2025 dengan memanfaatkan penyertaan modal dari dana desa senilai sekitar Rp200 juta. Hasil evaluasi DPMD menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari perkiraan awal.
“Awal Desember, ayam petelur sudah mulai berproduksi dan telurnya dipasarkan. Sementara ikan patin juga tumbuh baik dan dalam waktu dekat siap dipanen,” imbuh Wahyu.
Pemasaran dan Potensi Kolaborasi
Wahyu menambahkan, hasil produksi dari BUMDes Podorejo relatif mudah dipasarkan. Telur ayam didistribusikan melalui pengepul serta dijual langsung kepada masyarakat sekitar desa.
Selain itu, pengelola BUMDes memiliki peluang besar untuk menjalin kerja sama dengan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setempat. “Produksi telur berlangsung setiap hari dengan jumlah cukup banyak. Ini peluang yang harus dimanfaatkan pengelola, termasuk untuk kolaborasi dengan dapur SPPG,” tegasnya.
Wahyu menilai, pengembangan usaha budi daya ikan patin dan ayam petelur ini merupakan contoh nyata pemanfaatan dana desa yang produktif. Model ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan di tingkat desa, tetapi juga dapat direplikasi oleh BUMDes lain di Tulungagung.
“Hasilnya tergolong baik dan berhasil. Model seperti ini bisa direplikasi oleh BUMDes lain di Tulungagung,” pungkas Wahyu.






