Olahraga

Bernie Collins: “Bertahan di Mercedes Lebih Tepat” bagi Hamilton Jelang F1 2026

Mantan ahli strategi Formula 1, Bernie Collins, menyayangkan keputusan Lewis Hamilton meninggalkan Mercedes untuk bergabung dengan Ferrari. Menurut Collins, langkah tersebut dinilai kurang menguntungkan bagi Hamilton, terutama jika fokus utamanya adalah persiapan menghadapi musim Formula 1 2026.

Collins berpendapat, Hamilton sebenarnya berada di posisi yang lebih baik apabila tetap bertahan bersama tim asal Brackley tersebut. Penilaian ini muncul setelah Hamilton menjalani musim pertamanya bersama Ferrari dengan penuh tantangan.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Musim Sulit dan Harapan 2026

Pebalap tujuh kali juara dunia itu gagal meraih satu pun podium sepanjang musim ini, sebuah catatan yang belum pernah ia alami sepanjang kariernya di Formula 1. Performa Ferrari yang belum konsisten disebut menjadi penyebab ekspektasi tinggi terhadap duet Hamilton dan tim tersukses di F1 itu belum terwujud di lintasan.

Harapan Hamilton kini tertuju pada perubahan regulasi besar pada musim 2026. Seluruh tim akan memulai dari titik nol dengan konsep mobil dan unit daya baru. Namun, rumor di paddock menyebutkan bahwa unit daya Mercedes berpotensi menjadi tolok ukur pada era regulasi mendatang, sebuah fakta yang membuat keputusan Hamilton dipertanyakan.

“Jika dia sudah memikirkan 2026 sejak awal, menurut saya bertahan di Mercedes justru pilihan paling tepat,” ujar Collins dalam wawancaranya dengan Sky F1.

Collins menjelaskan bahwa dalam proses negosiasi dan perpindahan tim, setiap pihak tentu menawarkan gambaran terbaik tentang masa depan mereka. Namun, ia menekankan bahwa tidak ada satu pun yang bisa benar-benar menjamin seberapa kompetitif mobil di masa mendatang.

“Semua orang akan mencoba meyakinkan, tapi pada akhirnya belum ada yang bisa membuktikan seberapa cepat mobil itu nantinya,” lanjutnya.

Daya Tarik Emosional Ferrari

Perpindahan Hamilton ke Ferrari sebelumnya menjadi salah satu kejutan terbesar dalam sejarah Formula 1 modern. Pebalap paling sukses sepanjang masa bergabung dengan tim tersukses di ajang ini, sebuah kombinasi yang memicu antusiasme besar di awal musim.

Meskipun hasil di lintasan belum sesuai harapan, Collins mengaku memahami alasan emosional di balik keputusan Lewis Hamilton. Menurutnya, daya tarik Ferrari sulit ditolak oleh siapa pun yang tumbuh besar mengikuti dunia balap.

“Itu adalah daya tarik masa kecil terhadap Ferrari merah,” kata Collins. “Dia ingin merasakan membalap dengan warna itu dan melihat dirinya di mobil Ferrari.”

Collins menambahkan bahwa banyak pihak, termasuk dirinya, sempat percaya bahwa kolaborasi ini akan langsung menghasilkan kesuksesan. Namun, kenyataan di lintasan berkata lain.

“Kami tidak menyangka musimnya akan seberat ini. Jika target utamanya adalah 2026, maka dia mungkin akan lebih siap jika tetap bersama Mercedes,” tutup Collins.

Mureks