Banjir dahsyat yang melanda Sumatera telah melumpuhkan aktivitas belajar mengajar di 52 kabupaten dan kota. Kondisi ini memaksa ratusan ribu siswa untuk sementara waktu tidak dapat mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, melaporkan bahwa tingkat gangguan pembelajaran bervariasi di setiap daerah yang terdampak.
Mu’ti menyampaikan bahwa di Provinsi Aceh, sebanyak 15 kabupaten/kota masih belum dapat menggelar kegiatan belajar. Sementara itu, tiga wilayah lainnya di Aceh dilaporkan sudah mulai membuka sekolah secara bertahap. Situasi serupa juga terjadi di Sumatra Utara, di mana dua wilayah belum bisa melaksanakan pembelajaran sama sekali, dan dua wilayah lainnya baru dapat melakukan sebagian pembelajaran.
Adapun di Provinsi Sumatra Barat, sebagian besar wilayah sudah kembali menjalankan aktivitas pembelajaran. Namun, 93 sekolah di Kabupaten Agam masih memprioritaskan pemulihan kondisi pascabencana hingga 22 Desember 2025 mendatang. “Dari sisi kebijakan pembelajaran, kami melaporkan bahwa pembelajaran di 52 kabupaten-kota terdampak mengalami gangguan dengan komposisi yang berbeda,” kata Mu’ti dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR di Jakarta, Senin (8/12/2025), dilansir ANTARA.
Menyikapi kondisi darurat ini, Kementerian Pendidikan telah mengarahkan berbagai pendekatan pembelajaran darurat sejak 8 Desember 2025. Langkah-langkah ini meliputi pendirian ruang kelas sementara, pemindahan siswa ke sekolah terdekat yang tidak terdampak, penerapan jadwal pembelajaran yang fleksibel, serta penggunaan modul pembelajaran kedaruratan. Pendampingan intensif terhadap guru dan relawan pendidikan juga terus dilakukan untuk mendukung proses belajar mengajar di tenda-tenda darurat.
Terkait pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS), Mu’ti menyerahkan sepenuhnya kewenangan pengaturan jadwal kepada pemerintah daerah. Ia beralasan bahwa pemerintah daerah lebih memahami kondisi riil di wilayah masing-masing pasca-bencana banjir dan longsor. Hal ini penting agar pelaksanaan UAS dapat disesuaikan dengan situasi terkini dan kondisi siswa yang terdampak.






