SDN di Lubuklinggau ini Minim Murid, Disdik Tanggapi Kepsek yang Tahu Penyebab

oleh
oleh
SD Negeri 7 Lubuklinggau di Kelurahan Tanjung Aman Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 dan SDN 19 Kelurahan Pasar Pemiri Kecamatan Lubuklinggau Barat 2 Tahun ajaran 2023/2024 ini, sekolah ini hanya menerima 3 orang siswa. Yang kesemuanya adalah laki-laki.
SD Negeri 7 Lubuklinggau di Kelurahan Tanjung Aman Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 dan SDN 19 Kelurahan Pasar Pemiri Kecamatan Lubuklinggau Barat 2 Tahun ajaran 2023/2024 ini, sekolah ini hanya menerima 3 orang siswa. Yang kesemuanya adalah laki-laki.

Menurutnya yang tahu persis penyebab jumlah murid sedikit adalah kepala SD yang bersangkutan.

“Kalau mengenai penyebabnya apa kepala sekolah yang tahu,” jawabnya.

Namun yang jelas, tambahnya Disdikbud Kota Lubuklinggau memberlakukan sama terhadap seluruh sekolah.

Disdik Kota Lubuklinggau telah memberikan petunjuk teknis (Juknis) penerimaan murid baru. Ada beberapa jalur penerimaan murid diantaranya jalur zonasi, afirmasi dan kepindahan orang tua.

BACA JUGA : Jelang Kemerdekaan RI, Dua Pelajar Sumsel Lolos Paskibraka Nasional 2023 Ini Profilnya

Idealnya, kata Fathur, anak-anak sekolah berdasarkan zonasi yaitu sekolah yang terdekat tempat tinggalnya. Dengan bersekolah di SD dekat rumah anak-anak tentunya lebih mudah untuk pergi ke sekolah dan mereka akan benar-benar sekolah.

Namun keputusan untuk memilih tempat sekolah kewenangan orang tua murid, pihaknya tidak dapat memaksakan.

“Idealnya anak-anak sekolah di sekolah terdekat. Namun kami tidak bisa memaksa kalau orang tua murid memilih sekolah yang jauh dari tempat tinggal,” jelasnya.

BACA JUGA : Musholla, Rumah Tahfiz dan RKB MAN 1 Lubuklinggau Diresmikan Kemenag dan Komite

Ditambahkannya jalur afirmasi merupakan jalur khusus anak yang tidak mampu yaitu orang tuanya mendapatkan bantuan sosial (Bansos) dari Pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bansos lainnya.

Menurutnya sejauh ini walaupun jumlah murid minim tidak mengganggu proses belajar dan mengajar di sekolah tersebut. “Walaupun minim murid tidak mengganggu proses belajar mengajar,” tegasnya.

Menurut Fathur sejauh ini sekolah yang minim murid hanya SD. Untuk SMP masih relatif banyak.

“Ada beberapa SMP di perbatasan kota seperti SMPN 10, SMPN 13 dan SMPN 15, jumlah siswa barunya tidak begitu banyak sekitar 2-3 kelas,” ucapnya. (*)

 

DAPATKAN INFORMASI LAINNYA DI GOOLGE NEWS