Terlepas dari itu, ia menyampaikan metode yang diterapkan SDIT MC dalam program ini yakni metode wafa yang berarti pembelajaran Al Qur’an dengan memaksimalkan pendekatan otak kanan yang komprehensif, muda dan menyenangkan.
Dalam proses pembelajarannya menggunakan metode 5P yakni pembukaan, pengalaman, pengajaran, penilaian dan penutup.
Menjelang wisuda, para siswa-siswi murojaah. Tamu dan orang tua diberi kesempatan untuk memberikan tantangan sambung ayat kepada para peserta wisuda. Bersyukur, semua peserta bisa menjawab tantangan sambunh ayat tersebut dengan benar dan fasih.
Yulianti mengapresiasi SDIT Mutiara Cendekia yang terus konsisten mendidik anak – anak menjadi penghafal Alquran. Ia yakin, dengan ikhtiar ini kelak bisa memberikan manfaat dalam membangun karakter positif dalam diri anak, dan anak akan memedomani Alquran sebagai pegangan hidup.
Koordinator Pendamping Wafa Pusat Ust Wawan Fitriono menjelaskan metode Wafa merupakan salah satu metode yang mengikhtiarkan diri untuk menghadirkan standar pembelajaran yang mudah dan menyenangkan.
Lebih lanjut, ia mengatakan Wafa sendiri telah bersinergi dengan SIT Mutiara Cendekia selama satu tahun.
Hingga saat ini, sudah ada sekitar 1.183 lembaga yang sudah bersinergi dengan menghafal Al-Qur’an dengan metode Wafa.
”Wafa tidak hanya sekedar menerapkan metode, akan tetapi tanggung jawab dan bagaimana sistem mutu pembelajaran Qur’an di lembaga bisa terbangun dan itu merupakan tanggung jawab Wafa,”imbuhnya. (*)