DPP-KB Musi Rawas Klaim Angka Pernikahan Dini Turun 14 Persen

oleh
oleh

MUSI RAWAS,MUREKS.CO.ID- Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPP-KB) Kabupaten Musi Rawas (Mura), mengklaim bahwa angka pernikahan dini pada semester pertama tahun 2022 ini mengalami penurunan hingga 14 persen dibanding tahun 2021 lalu.

Kepala DPP-KB Kabupaten Mura, Drs Supardiyono melalui Sekretaris, M Nizar mengatakan, berdasarkan data PK21 pada DPP-KB Kabupaten Mura 2021 dilaporkan angka pernikahan dini di Mura mencapai 33,5 persen dengan keluarga berisiko sekitar 55,9 persen.

BACA JUGA : Suku Musi, Jawa dan Bali Dukung Gus Muhaimin Jadi Presiden

Sedangkan lanjut dia, dengan tren pada semester pertama tahun 2022, angka pernikahan dini di Kabupaten Mura hanya sebesar 19,4 persen atau telah terjadi penurunan hingga 14 persen.

“Namun, menurut laporan hasil pendampingan oleh Tim Pendampingan Keluarga (TPK) pada calon pengantin, bahwa sekitar 51,2 persen yang didampingi TPK, diperoleh informasi sekitar 31 persen calon pengantin mengalami risiko kelahiran anak stunting, di antaranya kejadian anemia sekitar 9,3 persen dan KEK sebesar 17,1 persen,” jelas Nizar.

BACA JUGA : Pelajar Ini Susul Tiga Rekannya di Penjara

Ditambahkannya, upaya percepatan penurunan angka pernikahan dini tersebut, DPP-KB terus giat mengembangkan dan mengoptimalisasi akselerasi remaja, terhadap program-program kesehatan remaja, seperti pengaktifan PIK-R, BKR yang terintegrasi dalam kegiatan Kampung KB.

“Tujuannya memberikan edukasi di kalangan remaja, sehingga terjadi konseling sebaya. Karena remaja lebih menyukai penyelesaian masalahnya dengan curhat sesama remaja, oleh karena itu program ini membentuk fokal point remaja sebagai konselor sebaya yang dibimbing oleh guru pembimbing di masing-masing sekolah atau petugas KB,” ungkapnya.

Selain itu masih katanya, juga dengan melakukan sinergisitas dengan program Bina Remaja Usia Sekolah (BRUS) dan Bimbingan Perkawinan (BIMWIL), yang dikoordinir Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mura. Program ini bertujuan, memberikan edukasi kesehatan reproduksi dari aspek kesehatan, agama dan reproduksi.

“Selain itu juga untuk pematangan jiwa dan pembentukan karakter menjadi ciri khas dari program ini, sehingga mereka dibekali untuk siap nikah dan siap hamil, wujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah sebagaimana tuntunan agama,” ujarnya.

Kemudian, mengiatkan Posyandu Remaja dan PKPR dari Dinkes bersinergisan dengan BKR program DPP-KB. Tujuannya, untuk mengakses layanan kesehatan jasmani, rohani dan sosial yang sehat sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan di kalangan remaja.

“Kelebihan integrasi program ini adanya keterlibatan peran orang tua, untuk memberikan asuhan dan kepeduliannya sehingga anak anak mereka tidak terjebak dalam pilar GenRe yaitu pernikahan dini, sek bebas dan narkoba, pada lingkungan yang tidak kondusif terhadap usia perkembangannya,” imbuhnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk menguatkan program peduli kesehatan remaja secara informal, DPP-KB telah mengembangkan sayap dengan mengintegrasikan program tersebut dalam aktivitas gerakan pramuka dalam kesatuan karya Pramuka Keluarga Berencana (Saka Kencana).

“Gerakan ini baru dikukuhkan kepengurusannya oleh Ketua Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka Kabupaten Mura yakni Bupati Mura, Hj. Ratna Machmud,” pungkasnya. (*) 

Reporter : Eko Mustiawan

Editor : Panca Riatno