Warga Minta APH Bertindak Tegas

oleh
oleh
KERUH- Kondisi air sungai yang kembali keruh seperti coklat akibat adanya penambang ilegal dibagian hulu sungai

MURATARA- Beberapa tahun ini, aliran Sungai Rupit Rawas yang masih digunakan masyarakat untuk kebutuhan mandi dan mencuci, berwarna coklat keruh dan tak layak untuk dipakai. Keruhnya air sungai tersebut merupakan dampak dari aktivitas Penambang Emas Tanpa Izin (Peti) di bagian hulu sungai Tiku Minak.
“Biasanya kalau banjir sudah surut dan ketinggian permukaan air sungai normal, warna air sungai pasti bersih dan tidak keruh. Tapi sekarang warnanya tak ubah, seperti kubangan ternak,” kata IH salah seorang warga Embacang Raya yang berdomisili di pinggir sungai, Minggu (6/3).
Dia yang turun temurun berdomisili di pinggir sungai Rupit, sehingga tahu persis perubahan yang terjadi, karena mereka dan masyarakat sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) sampai saat ini masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Dikisahkan, beberapa tahun lalu, air sungai Rupit normal sangat bening, bahkan permukaan sungai pun terlihat.’tuturnya..
Namun, sekarang warna air sungai keruh, seandainya ada sumber air alternatif, mungkin masyarakat tak akan menggunakan air sungai buat kebutuhan sehari-hari apa lagi sekarang lagi.
“Mau tak mau, kami masih menggunakan air sungai untuk mandi, Cuci meski kami tak tau pasti apa yang menyebabkan keruhnya air sungai dan apa-apa saja kandungan berbahaya dalam air sungai yang kami gunakan ini,” ujarnya.

Keluhan serupa juga disampaikan Husein warga Batu Gajah Raya. Dia menuturkan, sangat jauh perbedaan sungai jika dibandingkan beberapa tahun lalu, tak hanya perubahan warna air semakin keruh, tapi sungai Rupit tidak bisa lagi dijadikan sumber nafkah, sebab populasi ikan dan jauh berkurang, bahkan ikan Semah yang selama ini menjadi ikon sungai langka dan jarang tertangkap .
“Ketika menjelang dan beberapa hari sesudah lebaran kemaren, warna air sempat bersih, karena demo namun sampai hari ini (kemarin, red) air sungai kembali keruh dan susah untuk mendapatkan ikan,” keluhnya

Sementara itu, Hamdani warga Maur Raya juga megelukan dan merasa iri dengan aliran Sugai Rawas yang sekarang ini sudah jernih, di bandingkan Sungai Rupit. Dia juga meminta kepada aparat penegak hukum (APH) dan Kapolres untuk segera menindak (Peti), karena sangat meresahkan dan merugikan masyarakat yang terkena dampak.

Informasi dihimpun, keruhnya air Sungai Rupit dan Sungai Rawas, disebabkan maraknya aktivitas Peti dibagian hulu tiku, minak dan sejumlah titik wilayah Rawas pulau kidak simpang aliran ke minak (Ulu kutu), di antaranya Kecamatan Rupit, Karang Jaya.
Sedangkan pantauan di lapangan, warna air sungai Rupit di wilayah Kecamatan Rupit , karang Jaya sangat keruh. Dan aliran sungai Rawas sudah jerni di kecamatan Sorulagun Hal ini membuktikan jika aktivitas Peti tersebut memang aktif masih beroperasi berada di hulu Sungai Rupit dan karang jaya. (fei)