Berharap Pengeringan Iriigasi Tahap Dua Diundur

oleh
oleh
H Aidil Rusman (Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Mura)

MUSI RAWAS- Para petani padi di Kabupaten Musi Rawas (Mura), khususnya yang memanfaatkan saluran iriigasi Kelingi-Tugumulyo, berharap agar pengeringan tahap dua bisa diundur satu bulan kedepan. Alasannya, tanaman padi petani yang beru berumur diantara 1,5 bulan hingga dua bulan yang masih membutuhkan pasokan air yang cukup.
Demikian disampaikan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Mura, H Aidil Rusman saat dibincangi Musirawas Ekspres, Kamis (10/3).
Dikatakan Aidil, jadwal pengeringan atau penutupan irigasi Kelingi-Tugumulyo untuk tahap kedua yakni pada Mei mendatang. Sedangkan pembukaan tahap pertama telah dilakukan pada 16 Januari 2022 lalu.
“Sekarang masih masa pengaliranb, karena pembukaan tahap pertama sudah dilakukan pada 16 Januari lalu,” kata Aidil.
Namun lanjut Aidil, saat pembukaan tahap pertama tersebut, ada keluhan dari para petani Kabupaten Mura, sebab pembukaan dilakukan waktu itu dinilai petani tidaklah maksimal. Sehingga petani tidak bisa langsung untuk melakukan masa tanam, dan baru bisa tanam di awal Maret.
“Keluhan itu kita koordinasi ke pihak Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) VIII, kita undang untuk rapat bersama dengan Tim Forum Irigasi Kabupaten Mura,” ucapnya.
Dikatakan Aidil, dalam rapat tersebut, pihak BBWSS VIII mengaku memang pada jadwal pembukaan irigasi tahap pertama memang belum maksimal, dengan alasan hasil pekerjaan tahap satu bangunan itu tidak bisa serta merta langsung bisa dialiri air maksimal.
“Karena kondisi bangunan masih baru, umur beton juga walaupun sudah melewati, tapi tetap tidak bisa langsung dialiri. Kemudian, kebetulan dari BK 0 sampai BK 1 ada yang jebol, makanya pintunya agak ditutup sedikit, akibatnya debit air berkurang,” ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut sambung dia, menurut laporan dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kabupaten Mura, dimana para petani baru bisa tanam di awal Maret, maka jika pengeringan kembali dilakukan di pertengahan Mei, maka umur padi baru sekitar 1,5 bulan sampai dua bulan.
“Jadi dari pihak Distannak, KTNA, para Kepala BPP menyampaikan permohonan agar alasan petani dipertimbangkan untuk jadwal penutupan di pertengahan Mei. Tapi, permohonan tersebut belum langsung direspon, dan pihak Balai akan menyampaikan dulu ke tingkat pimpinan mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut Aidil menjelaskan, dengan hal tersebut, maka ada kemungkinan untuk penutupan tahap kedua bisa terjadi kemunduran, sebab jika dipaksakan sesuai jadwal, maka kasihan para petani, karena usia padi sedang butuh air.
“Distannak minta waktu sekitar satu bulan lagi atau pertengahan Juni. Tapi pembukaan kalau bisa seusia jadwal, jangan molor lagi. Jangan penutupan mundir sebulan, akhirnya pembukaannya nanti mundur sebulan lagi,” pungkasnya. (kom)