Mura Terus Eksis Sebagai Lumbung Pangan

oleh
oleh

MUSI RAWAS-Kabupaten Musi Rawas (Mura) nampaknya akan terus eksis menjadi kabupen sentra produksi pangan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Hal ini ini dibuktikan ditahun 2020 lalu, surplus beras di Kabupaten Mura mencapai 112 ribu ton.

Sedangkan untuk ditahun 2021 ini, secara umum target tanam padi di Kabupaten Mura, untuk luas tanam mencapai 62.219 Hektare dan luas panen mencapai 62.354 Hektare. Sedangkan untuk produksi diprediksi 337.709 ton gabah kering atau setara 215.290 ton beras, dengan provitas 5,416 ton gabah kering giling perhektare.

Bupati Musi Rawas (Mura), Hj Ratna Machmud memberikan apresiasi kepada petani Kabupaten Mura dan harus tetap semangat, sehingga kedepan tetap mampu mempertahankan status lumbung pangan di Kabupaten Mura.

Hal itu disampaikan Bupati, usai melakukan panen padi di Desa Manah Resmi Kecamatan Muara Beliti, Senin (25/10) dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia ke-41 Tahun 2021.

“Hari ini (kemarin, red) Kabupaten Mura mengikuti peringatan Hari Pangan Sedunia yang dilaksanakan secara virtual, dan panen padi secara simbolis. Kegiatan ini penting, apalagi di Kabupaten Mura hampir 70 persen masyarakatnya adalah petani,” kata Bupati.

Untuk itu lanjut Bupati, di moment ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mura memberikan apresiais kepada patani, karena telah menopang kebutuhan pangan dunia. Bupati juga berharap, kepada petani agar terus semangat, sehingga kedepan Kabupaten Mura tetap menjadi lumbung pangan di Provinsi Sumsel, dan juva nasional.

“Bahkan, saat ini untuk hasil produki, khususnya padi di Kabupaten Mura masih mencukupi baik untuk Kabupaten Mura maupun sebagai pamsok daerah lain, meski ada pengeringan irigasi,” ungkap Bupati.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Mura, Zuhri Syawal melalui Kabid Tanaman Pangan, Suyono mengatakan, untuk padi yang dipanen di Desa Manah Resmi ini yakni jenis varietes unggulan lokal Tri Sakti.

“Untuk luas lahan di Desa Manah Resmi mencapai 15 Hektare, dengan hasil rata-rata gabah kering panen (GKP) mencapai 8,42 ton perhektare dan gabah kering giling (GKG) mencapai 7,23 ton perhektare. Kemudian untuk harga beras mulai dari Rp8,500 sampai Rp9.000 per Kg ditingkat petani langsung,” kata Suyono.

Lanjut ia, produksi beras di Kabupaten Mura terus mengalami peningkatkan, dimana tahun 2020 lalu, surplus beras mencapai 112 ribu ton yang disalurkan untuk kebutuhan kabupaten/kota dan provinsi tetangga. “Hasil pertanian juga memenuhi kebutuhan di Lubuklinggau, Bengkulu, Jambi, Empat Lawang dan Muratara,” jelasnya.

Meski ada pengeringan daerah irigasi Kelingi-Tugumulyo namun tidak terdampak signifikan terhadap luas tanam. “Hanya sekitar 6 ribu hektar yang terdampak, itupun bisa diganti dari padi ke penanaman jagung. Tapi sepertinya petani tetap menanam padi karena sudah mulai musim hujan,” sampainya. (kom/jul)