Petani Keluhkan Tak Ada Subsidi Pupuk

oleh
oleh

EMPATLAWANG – Kelompok Tani Didesa Tanjung Kupang Baru Kecamatan Tebing Tinggi mengeluhkan tidak tersedianya pupuk subsidi khusus untuk petani sawah di berbagai kios yang ada di Empat Lawang.

Kelangkaan pupuk itu membuat puluhan hektar sawah terancam gagal panen karena padi yang tumbuh tidak subur dan kerdil bahkan daunnya menguning sebelum berbuah .

“Pupuk urea dan NPK yang biasanya tersedia di Kios Pertanian yang bersubsidi khusus untuk para petani sekarang kosong, sehingga kami para petani terpaksa menanam padi tanpa pupuk sehingga padi nya kurang bagus bahkan ada yang sudah kuning walaupun belum berbuah, karena memang di akhir tahun tadi musim kemarau sehingga sawah banyak yang kering dan juga tidak adanya ketersediaan pupuk yang memadai,” kata Safar kepada Wartawan, Senin (25/01)

Safar menerangkan, untuk membeli pupuk yang non subsidi itu sangat berat bagi petani karena harganya berbeda sangat jauh.

“Kalau subsidi pukul Urea dan NPK satu karung 50 kilogram itu Rp.50 ribu , tapi kalau yang non subsidi itu Rp. 280 ribu tentunya sangat memberatkan petani,”katanya

Ia menuturkan, kalau Pemerintah melalui Dinas Pertanian sekarang sudah kurang perhatian terhadap para petani padahal hampir 80 persen masyarakat di Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati ini adalah petani baik sawah , Sawit dan Kopi serta Lada.

“Kami terkadang mempertanyakan keberadaan Dinas Pertanian disaat para petani butuh bantuan mereka seolah tidak peka akan kebutuhan petani padahal pemerintah Empat Lawang berjanji akan mensejahterakan para petani,”Tuturnya.

Lebih lanjut ia mengukapkan, kalau kelompok tani Desa Tanjung Kupang baru sudah beberapa kali mengusulkan Alat dan Mesin Budi Daya Tanaman (25/01) , Namun sampai saat ini satupun alat bantuan tak sampai di tangan petani.

“Sejak tahun 2019 kita sudah mengajukan Proposal Alsintan dan juga Sumur Bor untuk Irigasi Tanah Dalam , dan sudah sempat di validasi dan menentukan titik kordinat untuk irigasi tanah dalam tapi hanya sebatas itu sampai sekarang tidak ada lanjutannya sehingga kami malas untuk menanyakannya ataupun menyusulkan kembali,”bebernya

Sementara Fauzan Sodry petani lain asal Kecamatan Paiker juga mengeluhkan pupuk kosong sehingga dirinya mengurangi jumlah pupuk untuk sawahnya akibat harga pupuk non subsidi yang tinggi.

“Terpaksa kita kurangi jumlah pupuk yaitu untuk dua hektar sawah hanya kita beri 8 karung pupuk saja akibat harga pupuk mahal,”ungkapnya. (Ken)