Mengapa Sering Kebelet BAB Setelah Keluar Rumah? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Dikurasi olehMureks AI
Nggak Nyangka, Ternyata Ini Alasan Sering Kebelet BAB setelah Keluar Rumah
Banyak orang mengalami dorongan untuk buang air besar (BAB) tak lama setelah meninggalkan rumah, sebuah fenomena yang ternyata memiliki penjelasan ilmiah. Para ahli kesehatan, termasuk praktisi pengobatan fungsional Erin Hendriks, MD, dan pakar kesehatan ortopedi dan panggul Julia Connolly PT, DPT, menjelaskan bahwa kondisi ini berkaitan erat dengan kombinasi refleks tubuh, perubahan lingkungan, serta faktor psikologis, terutama stres. Usus yang dilapisi jutaan sel saraf membentuk sistem saraf enterik, yang merespons pelepasan hormon dan neurotransmiter pemicu kontraksi saat seseorang merasa stres atau gugup. Hubungan antara otak dan usus melalui poros usus-otak juga menyebabkan emosi memengaruhi sistem pencernaan, memicu gejala seperti diare atau kram.

Ringkasan

  • Dorongan untuk buang air besar (BAB) setelah meninggalkan rumah adalah fenomena yang umum dialami banyak orang.
  • Penyebab utamanya melibatkan kombinasi refleks tubuh, perubahan lingkungan, dan faktor psikologis seperti stres dan kecemasan.
  • Sistem saraf enterik di usus merespons stres dengan melepaskan hormon dan neurotransmiter yang memicu kontraksi, menimbulkan keinginan BAB.
  • Adanya poros usus-otak menjelaskan bagaimana emosi dari otak dapat secara langsung memengaruhi sistem pencernaan dan memicu gejala fisik.
  • Perasaan terburu-buru atau ketidaknyamanan di toilet umum juga dapat mengaktifkan respons 'fight or flight' yang menstimulasi usus.

Cek Fakta & Data

  • Fenomena sering merasa ingin BAB setelah keluar rumah adalah hal yang umum.
  • Kondisi ini berkaitan dengan kombinasi refleks tubuh, perubahan lingkungan, hingga faktor psikologis, utamanya stres.
  • Usus dilapisi jutaan sel saraf yang membentuk sistem saraf enterik. Saat stres, tubuh melepaskan hormon dan neurotransmiter yang memicu kontraksi usus.
  • Otak dan usus terhubung melalui poros usus-otak (gut-brain axis).

Sumber Referensi

Disclaimer

Konten ini dikurasi menggunakan teknologi AI dari berbagai sumber berita terpercaya. Kami berupaya memberikan informasi yang akurat dan terverifikasi. Namun, pembaca disarankan untuk melakukan pengecekan lebih lanjut melalui sumber-sumber referensi yang tercantum di atas.