Lifestyle

Puasa Setiap Hari Dilarang dalam Islam, Dalil Tegaskan Pola Seimbang Nabi Daud sebagai yang Terbaik

Advertisement

Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan berbagai puasa sunnah selain puasa wajib di bulan Ramadan. Namun, waktu pelaksanaan puasa sunnah telah diatur dan tidak diperbolehkan untuk dikerjakan setiap hari.

Puasa dalam Islam didefinisikan sebagai menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, disertai niat karena Allah SWT. Ibadah ini memiliki dimensi spiritual, pengendalian diri, dan pendidikan.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Menurut buku Fiqih Puasa karya M. Hasyim Ritonga, tidak semua jenis puasa diperbolehkan dan bernilai baik, sebab ada juga hari-hari yang diharamkan berpuasa.

Hukum Puasa Setiap Hari dalam Islam

Secara umum, puasa setiap hari sepanjang tahun tidak dianjurkan dalam Islam. Praktik ini dikenal dalam hadits sebagai shaum ad-dahr atau puasa sepanjang waktu. Rasulullah SAW tidak menganjurkan praktik ini, bahkan dalam beberapa riwayat dinilai sebagai perbuatan yang makruh atau terlarang.

Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, dalam buku Fikih Empat Madzhab Jilid 2, mengutip sabda Rasulullah SAW:

“Tidak ada puasa bagi orang yang berpuasa sepanjang tahun.” (HR Bukhari dan Muslim)

Para ulama memahami hadits ini sebagai bentuk larangan terhadap puasa yang dilakukan terus-menerus tanpa jeda. Hal ini karena puasa semacam itu dianggap bertentangan dengan prinsip keseimbangan dalam Islam, yang menekankan moderasi dalam beribadah.

Puasa Nabi Daud AS: Pola Terbaik yang Dianjurkan

Islam justru menganjurkan pola puasa yang seimbang, sebagaimana puasa yang dilakukan oleh Nabi Daud AS. Pola ini dianggap sebagai puasa yang paling dicintai Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Nabi Daud, yaitu beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa ibadah yang paling utama bukanlah yang paling berat, melainkan yang paling seimbang dan konsisten dalam pelaksanaannya.

Jenis-jenis Puasa Sunnah dalam Islam

Dirangkum dari buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-Hari yang ditulis KH. Muhammad Habibillah, berikut adalah beberapa jenis puasa sunnah yang dapat diamalkan oleh umat Islam:

  1. Puasa Senin dan Kamis

    Puasa Senin dan Kamis merupakan puasa sunnah yang populer dan sering dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda:

    “Amal-amal diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka amalanku diperlihatkan dalam keadaan aku berpuasa.” (HR Tirmidzi)
  2. Puasa Ayyamul Bidh

    Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah, bertepatan dengan fase bulan purnama.

    Dalil yang melandasinya adalah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA,

    أَوْصَانِي خَلِيْلِي ﷺ بِثَلَاثٍ صِيَامُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى وَأَنْ أُوَتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

    Artinya: “Kekasihku Rasulullah SAW berpesan kepadaku untuk berpuasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat Dhuha, dan salat witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih)

    Advertisement

    Dalam hadits lain juga disebutkan, “Puasa tiga hari setiap bulan adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR Bukhari dan Muslim)

  3. Puasa Daud

    Puasa Daud adalah puasa dengan pola sehari berpuasa dan sehari berbuka. Puasa ini disebut sebagai puasa sunnah yang paling utama.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Nabi Daud, yaitu beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (HR Bukhari dan Muslim)
  4. Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

    Puasa ini dikerjakan selama enam hari di bulan Syawal, setelah menunaikan puasa Ramadan.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR Muslim)
  5. Puasa Arafah

    Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
  6. Puasa Asyura

    Puasa Asyura dilakukan pada tanggal 10 Muharram. Disunnahkan pula untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram (Tasu’a) sebagai pelengkap.

  7. Puasa Tasu’a

    Puasa Tasu’a dikerjakan pada tanggal 9 Muharram, dan biasanya digabungkan dengan puasa Asyura. Rasulullah SAW bersabda:

    “Jika aku masih hidup sampai tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada hari kesembilan.” (HR Muslim)

    Puasa ini bertujuan untuk membedakan umat Islam dari kebiasaan puasa kaum Yahudi.

  8. Puasa di Bulan Syakban

    Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunnah di bulan Syakban, kecuali beberapa hari menjelang Ramadan bagi yang tidak terbiasa berpuasa.

    Aisyah RA berkata:

    “Aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak daripada di bulan Syakban.” (HR Bukhari dan Muslim)
Advertisement
Mureks