Perusahaan pengembang kecerdasan buatan (AI) terkemuka, OpenAI, membuka lowongan eksekutif baru untuk posisi Kepala Kesiapan (Head of Preparedness). Posisi strategis ini akan fokus pada mitigasi berbagai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh AI, dengan tawaran gaji fantastis mencapai USD 555.000 atau sekitar Rp 9,3 miliar per tahun, ditambah saham perusahaan.
Dalam postingannya di platform X, CEO OpenAI Sam Altman menjelaskan bahwa model AI kini menghadapi sejumlah tantangan krusial. Ini termasuk potensi dampak terhadap kesehatan mental, serta model AI yang sangat mahir dalam keamanan komputer dan mampu menemukan kerentanan kritis. “Ini akan menjadi pekerjaan yang penuh tekanan, dan Anda akan langsung terjun ke dalam situasi yang sulit,” tulis Altman, seperti dikutip dari The Guardian pada Selasa (30/12/2025).
Klik mureks.co.id untuk tahu artikel menarik lainnya!
Kepala Kesiapan di OpenAI nantinya akan bertanggung jawab langsung untuk melindungi umat manusia dari ancaman AI yang semakin berbahaya, mencakup aspek kesehatan mental, keamanan siber, dan senjata biologis. Kandidat yang berhasil juga harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa AI bisa melatih diri sendiri, di tengah kekhawatiran dari beberapa ahli bahwa AI dapat berbalik melawan manusia.
Menurut informasi lowongan pekerjaan di situs web OpenAI, posisi ini menawarkan gaji sebesar USD 555.000 per tahun ditambah saham, meskipun persentase saham yang akan diterima tidak disebutkan secara spesifik.
Eksekutif yang terpilih akan memimpin strategi dan eksekusi kerangka kerja kesiapan OpenAI, yang menjelaskan pendekatan perusahaan dalam melacak dan mempersiapkan kemampuan mutakhir yang berpotensi menciptakan risiko baru berupa bahaya serius. OpenAI pertama kali mengumumkan pembentukan tim kesiapan pada tahun 2023, dengan tugas mempelajari potensi risiko berbahaya yang ditimbulkan oleh AI, mulai dari serangan phishing hingga ancaman senjata nuklir.
Kurang dari setahun setelah pembentukannya, mantan Kepala Kesiapan OpenAI, Aleksander Madry, dipindahkan ke posisi lain yang berfokus pada penalaran AI. Posisi ini kemudian diambil alih oleh Quinonero Candela dan Lilian Weng. Namun, Candela kemudian pindah ke tim lain di OpenAI, dan Weng memutuskan untuk meninggalkan perusahaan.






