Lifestyle

Mengapa Ibu Begitu Dimuliakan dalam Islam? Memahami Perintah Berbakti dan Kasih Sayang Ilahi

Advertisement

Ibu adalah sosok yang perannya sangat berarti dan penuh cinta dalam kehidupan setiap individu. Dalam ajaran Islam, kedudukan seorang ibu ditempatkan pada posisi yang sangat mulia, bahkan seringkali disebut lebih utama dibandingkan ayah.

Meskipun demikian, baik ibu maupun ayah tetap menjadi figur yang wajib dihormati dan dimuliakan oleh setiap anak. Rasulullah SAW sendiri berkali-kali menegaskan pentingnya berbakti kepada ibu melalui berbagai hadits, menunjukkan betapa luhurnya posisi mereka dalam pandangan agama.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Kedudukan Ibu dalam Islam: Cerminan Kasih Sayang Ilahi

Dalam buku Ibuku Surgaku: Menemukan Makna Cinta Tanpa Syarat karya Sabar Budi Raharjo, dijelaskan bahwa kedudukan ibu dalam Islam melampaui sekadar figur yang dimuliakan dalam keluarga. Ibu adalah manifestasi kasih sayang Allah SWT, yang tercermin dari sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim.

Kasih ibu menjadi wujud paling dekat dari cinta Allah SWT yang luas dan tanpa batas. Bahkan, kata rahim, tempat manusia tumbuh dan berkembang, berasal dari akar kata rahmah yang berarti kasih sayang. Oleh karena itu, memuliakan ibu bukan hanya sekadar sikap sosial, melainkan juga bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Hal ini diperkuat oleh sabda Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Ahmad, yang menyatakan, “Surga berada di bawah telapak kaki ibu.” Para ahli makrifat memaknai sabda ini sebagai kebenaran yang nyata, bukan sekadar perumpamaan. Telapak kaki ibu melambangkan pengorbanan, perjalanan panjang, serta ketulusan dan kerendahan hati dalam mendidik anak.

Kemuliaan ibu juga ditegaskan Rasulullah SAW dengan menyebutnya sampai tiga kali dalam salah satu hadits. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat memuliakan wanita dan menempatkannya pada kedudukan yang tinggi. Rasulullah SAW juga berkali-kali mengingatkan agar seorang anak selalu menghormati dan berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama kepada ibu.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Artinya: “Seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR Al Bukhari dan Muslim).

Hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah juga menggarisbawahi kemuliaan ibu. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah berwasiat tiga kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat.”

Kedudukan ibu disebut lebih utama dibandingkan ayah karena peran yang sangat berat dalam kehidupan anak. Dalam buku Mutiara Hikmah Islami karya Syamsul Rijal Hamid, dijelaskan bahwa seorang ibu telah berjuang untuk buah hatinya sejak dinyatakan mengandung. Kebebasannya mulai berkurang dan beban yang dirasakan semakin besar seiring bertambahnya usia kandungan.

Puncak perjuangan itu terjadi saat melahirkan, lalu berlanjut dengan menyusui dan merawat anak dengan penuh kasih sayang. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua, terutama ibu.

Advertisement

Dalil Al-Quran tentang Perintah Berbakti kepada Ibu dan Ayah

Al-Qur’an juga memuat banyak dalil yang menegaskan perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua. Salah satunya disebutkan dalam surah Luqman ayat 14, yang mengingatkan pentingnya menghormati dan bersyukur kepada ibu dan ayah. Berikut adalah bunyi surah Luqman ayat 14:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Artinya: “Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) ‘Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.’ Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.”

Perintah berbakti kepada orang tua juga dijelaskan dalam surah Al-Isra’ ayat 23 dan 24:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS Al-Isra’: 23)

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ

Artinya: “Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku pada waktu kecil’.” (QS Al-Isra’: 24)

Menurut Tafsir Al-Qur’an yang diterbitkan Kemenag RI, surah Al-Isra’ ayat 23 mengajarkan manusia untuk selalu berbuat baik kepada kedua orang tua. Perintah ini disebutkan setelah perintah menyembah Allah SWT, agar manusia memahami betapa besarnya kewajiban berbakti kepada ibu dan bapak. Hal ini juga menjadi pengingat agar anak bersyukur atas segala kebaikan dan pengorbanan orang tua, mulai dari perjuangan saat melahirkan, bekerja mencari nafkah, hingga merawat dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang. Karena itu, berbuat baik kepada orang tua menjadi kewajiban penting yang diletakkan setelah kewajiban beribadah kepada Allah SWT.

Sementara itu, surah Al-Isra’ ayat 24 menegaskan agar umat Islam bersikap rendah hati dan penuh kasih kepada orang tua. Sikap rendah hati yang dimaksud adalah menaati perintah mereka selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Ketaatan ini menjadi tanda cinta, hormat, dan kepedulian seorang anak, terutama ketika orang tua sedang membutuhkan perhatian dan bantuan.

Allah SWT juga menekankan bahwa sikap rendah hati tersebut harus dilakukan dengan tulus, bukan sekadar untuk terlihat baik di hadapan orang lain. Semua itu seharusnya lahir dari hati yang penuh kesadaran dan kasih sayang. Di akhir ayat, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk selalu mendoakan kedua orang tua, agar mereka mendapat limpahan rahmat dan kasih sayang Allah SWT sebagai balasan atas cinta dan pengorbanan yang telah diberikan sejak masa kecil.

Advertisement
Mureks