Hiburan

Mengapa ‘Dinner for One’ Jadi Tradisi Wajib Jutaan Warga Jerman Setiap Malam Tahun Baru?

Malam pergantian tahun selalu identik dengan beragam tradisi unik di seluruh dunia, mulai dari pesta kembang api yang meriah hingga hidangan khusus yang tersaji setahun sekali. Namun, di Jerman, ada sebuah kebiasaan yang mungkin terdengar tak biasa namun sangat melekat di hati jutaan warganya.

Di tengah kemeriahan menyambut tahun baru, banyak keluarga di Jerman justru memilih untuk duduk manis di depan televisi dan menyaksikan sebuah film klasik. Film ini tak lain adalah DINNER FOR ONE.

Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.

Mengapa sebuah film berdurasi pendek ini bisa begitu dicintai dan bahkan menjadi tontonan wajib yang tak boleh terlewatkan setiap tahunnya? Mari kita telusuri ulasan lengkap sinopsis film legendaris ini dan rahasia di balik popularitasnya.

Sinopsis Singkat Dinner for One

DINNER FOR ONE adalah sketsa komedi televisi hitam-putih berdurasi 18 menit yang telah memikat penonton selama lebih dari setengah abad. Film ini mengisahkan Miss Sophie (diperankan oleh May Warden), seorang wanita bangsawan Inggris yang merayakan ulang tahunnya yang ke-90 dengan sebuah pesta makan malam.

Seperti tradisi tahunan, ia mengundang empat sahabat terdekatnya: Sir Toby, Admiral von Schneider, Mr. Pomeroy, dan Mr. Winterbottom. Namun, inti komedi ini terletak pada kenyataan bahwa Miss Sophie telah hidup lebih lama dari semua teman-temannya yang diundang.

Untuk menjaga tradisi dan semangat perayaan, kepala pelayan setianya, James (diperankan oleh Freddie Frinton), dengan patuh mengambil peran sebagai keempat tamu yang telah tiada tersebut.

Pesta Ulang Tahun Miss Sophie yang Unik

Perayaan ulang tahun ke-90 Miss Sophie menjadi sangat unik karena ia adalah satu-satunya tamu yang benar-benar hadir di meja makan. Meskipun demikian, ia bersikeras untuk melanjutkan tradisi makan malam bersama teman-teman lamanya yang kini hanya ada dalam ingatannya.

Suasana pesta yang seharusnya ramai justru diisi oleh interaksi antara Miss Sophie dan pelayannya, James, yang berusaha keras memenuhi setiap keinginan nyonyanya. Setiap hidangan disajikan, dan setiap gelas minuman diisi, seolah-olah keempat tamu tersebut benar-benar ada di sana.

Miss Sophie menikmati perannya sebagai nyonya rumah, sementara James dengan setia menjalankan tugasnya, menciptakan ilusi pesta yang meriah. Komedi ini lahir dari situasi yang absurd namun penuh kehangatan, menunjukkan dedikasi James yang luar biasa kepada Miss Sophie.

Peran Ganda dan Tingkah Kocak Sang Pelayan

James, sang kepala pelayan yang juga sudah lanjut usia, tidak hanya bertugas menyajikan hidangan dan minuman beralkohol, tetapi juga harus menirukan karakter dan kebiasaan minum dari setiap tamu yang diwakilinya. Ia harus bersulang untuk Miss Sophie atas nama Sir Toby, Admiral von Schneider, Mr. Pomeroy, dan Mr. Winterbottom.

Akibatnya, James harus meminum semua minuman yang disiapkan untuk setiap ‘tamu’ tersebut, mulai dari sherry, anggur putih, sampanye, hingga port. Seiring berjalannya makan malam, James semakin mabuk, yang menghasilkan serangkaian adegan komedi fisik yang mengocok perut.

Ia mulai tersandung karpet kulit harimau yang terhampar di lantai, membuat penonton tertawa dengan tingkah lakunya yang semakin tidak terkontrol.

Tradisi Wajib Malam Tahun Baru di Jerman

Bagi jutaan pemirsa televisi di Jerman, menonton DINNER FOR ONE telah menjadi ritual tak terpisahkan setiap malam Tahun Baru. Tradisi ini sama kuatnya dengan kebiasaan lain seperti menyantap hidangan fondue atau raclette, serta melebur timah untuk meramal masa depan.

Film ini telah mengakar kuat dalam budaya perayaan Tahun Baru di Jerman, menjadi penanda dimulainya malam pergantian tahun. Meskipun merupakan sketsa komedi Inggris, DINNER FOR ONE disiarkan dalam bahasa aslinya tanpa sulih suara atau teks terjemahan, namun tetap sangat populer.

Keunikan dan kelucuan abadi dari interaksi antara Miss Sophie dan James menjadikannya tontonan yang dinanti-nantikan oleh berbagai generasi.

Fenomena Penyiaran Berulang dan Rekor Dunia

Sejak tahun 1972, sketsa yang difilmkan oleh lembaga penyiaran Norddeutscher Rundfunk (NDR) pada tahun 1963 ini selalu disiarkan pada tanggal 31 Desember setiap tahunnya. Konsistensi penayangan ini telah menjadikannya bagian tak terpisahkan dari program televisi Tahun Baru di Jerman.

Saking seringnya diputar ulang, DINNER FOR ONE bahkan tercatat dalam Guinness Book of Records sebagai program televisi yang paling sering disiarkan di seluruh dunia. Meskipun telah diputar berkali-kali, rating penontonnya tetap tinggi, menunjukkan daya tarik yang tak lekang oleh waktu.

Sebagai contoh, pada malam Tahun Baru 2017, lebih dari 12 juta warga Jerman, dari berbagai usia, dengan setia menonton DINNER FOR ONE. Fenomena ini membuktikan bahwa film ini bukan sekadar tontonan, melainkan sebuah warisan budaya yang terus dirayakan.

Lanskap Televisi Jerman di Era 1970-an

Salah satu alasan lain di balik kesuksesan komedi ini adalah kondisi lanskap pertelevisian Jerman pada tahun 1970-an. Pada masa itu, jumlah program televisi masih lebih sedikit, sehingga lebih mudah bagi sebuah acara untuk menjadi tradisi dan mengumpulkan penonton setia.

DINNER FOR ONE mengisi celah program dengan sempurna, terutama sebagai pengisi waktu di malam Tahun Baru. Ketersediaan program yang terbatas memungkinkan film ini untuk menancapkan akarnya dalam kebiasaan menonton masyarakat.

Dengan demikian, DINNER FOR ONE muncul sebagai tradisi yang erat kaitannya dengan perayaan Tahun Baru, menjadi bagian dari memori kolektif warga Jerman. Film ini berhasil memanfaatkan kondisi media saat itu untuk membangun fondasi popularitasnya yang abadi.

Popularitas Melintasi Batas Negara

Tradisi menonton DINNER FOR ONE tidak hanya terbatas di Jerman, tetapi juga menyebar luas ke berbagai negara lain di Eropa dan bahkan di luar benua. Negara-negara seperti Swiss, Austria, Swedia, Denmark, Luksemburg, Belgia, Estonia, Finlandia, dan Norwegia juga menjadikan film ini sebagai tontonan wajib di malam Tahun Baru.

Bahkan, Australia dan Afrika Selatan juga termasuk negara yang mengadopsi tradisi unik ini. Ironisnya, di Inggris Raya, negara asal Freddie Frinton dan May Warden, komedi ini justru hampir tidak dikenal selama beberapa dekade.

Penayangan perdananya di televisi Inggris baru terjadi pada tahun 2018 melalui saluran TV berbayar Sky Arts.

Apresiasi untuk Karya Klasik

Pada tahun 2018, sebagai bentuk apresiasi atas status legendarisnya, DINNER FOR ONE menerima penghargaan istimewa di Jerman. Deutsche Post, layanan pos nasional Jerman, mengeluarkan seri perangko khusus yang menampilkan adegan ikonik dari film tersebut.

Perangko ini menjadi simbol pengakuan resmi terhadap DINNER FOR ONE sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Jerman. DINNER FOR ONE bukan hanya sekadar sketsa komedi, melainkan sebuah ikon yang terus dirayakan dan dikenang.

Pertanyaan Umum (FAQ)

  • Apa itu DINNER FOR ONE? DINNER FOR ONE adalah sketsa komedi televisi hitam-putih berdurasi 18 menit yang dibintangi oleh Freddie Frinton dan May Warden. Film ini mengisahkan Miss Sophie yang merayakan ulang tahun ke-90 dengan kepala pelayannya, James, yang harus menggantikan tamu-tamu yang sudah meninggal.

  • Mengapa DINNER FOR ONE menjadi tradisi Malam Tahun Baru di Jerman? Film ini menjadi tradisi di Jerman karena penayangannya yang konsisten setiap 31 Desember sejak 1972, didukung oleh lanskap televisi era 1970-an yang terbatas, sehingga mudah mengumpulkan penonton setia dan menciptakan ikatan emosional.

  • Di negara mana saja DINNER FOR ONE populer? Selain Jerman, DINNER FOR ONE juga populer di Swiss, Austria, Swedia, Denmark, Luksemburg, Belgia, Estonia, Finlandia, Norwegia, bahkan Australia dan Afrika Selatan, meskipun baru ditayangkan di negara asalnya, Inggris Raya, pada tahun 2018.

Mureks