Chelsea menghadapi tantangan krusial pada pekan ke-18 Premier League, Sabtu (27/12/2025), saat menjamu Aston Villa di Stamford Bridge. Kemenangan menjadi harga mati bagi The Blues untuk mengembalikan konsistensi performa yang belakangan menghilang.
Performa kedua tim menunjukkan tren yang kontras. Aston Villa tampil impresif dengan 11 kemenangan dari 12 laga terakhir di Premier League, sementara Chelsea justru terseok-seok.
Simak artikel informatif lainnya hanya di mureks.co.id.
Performa Chelsea yang Inkonsisten Usai Kalahkan Barcelona
Setelah meraih kemenangan telak atas Barcelona, performa Chelsea justru cenderung fluktuatif. Dalam tujuh pertandingan terakhir di semua kompetisi, The Blues hanya mampu mencatatkan dua kemenangan, yakni saat menghadapi Everton dan Cardiff City. Sisanya, mereka menelan tiga hasil imbang serta dua kekalahan dari Atalanta dan Leeds United.
Manajer Chelsea, Enzo Maresca, menilai inkonsistensi ini sebagai indikasi bahwa skuadnya belum mencapai kematangan yang diharapkan. Maresca menekankan pentingnya bagi para pemain untuk “naik level” dan memenangkan pertandingan sulit, seperti saat melawan Aston Villa.
“Ya, tentu saja ini salah satu buat naik level. Sekali lagi, menang dalam 10 laga beruntun di Premier League itu sulit. Rasanya normal ketika mereka menerima pujian tahun lalu, tiga tahun lalu, musim ini. Sebab, Villa bekerja dengan fantastis,” ujar Maresca, seperti dikutip dari Football London.
Maresca Soroti Hasil Imbang sebagai Alarm Keras
Secara statistik di Premier League, rekor Chelsea sebenarnya tidak terlalu buruk, dengan hanya satu kekalahan dari delapan pertandingan terakhir. Namun, dua hasil imbang melawan Bournemouth dan Newcastle United menjadi perhatian serius bagi Maresca. Ia menganggap hasil tersebut sebagai “alarm keras” yang menuntut perbaikan performa demi mencapai target finis di posisi empat besar.
Maresca menegaskan bahwa kesalahan serupa saat menghadapi Bournemouth dan Newcastle tidak boleh terulang ketika bersua Aston Villa. Ia mewaspadai gaya bermain The Villans yang dikenal agresif.
“Mereka begitu intens, agresif. Mereka tahu apa yang diinginkan ketika memegang bola,” kata Maresca.
Unai Emery, Otak di Balik Kebangkitan Aston Villa
Maresca mengakui bahwa kebangkitan Aston Villa tidak terlepas dari sentuhan dingin manajer Unai Emery. Maresca sendiri pernah berhadapan dengan tim racikan Emery, yakni Almeria, saat ia masih aktif sebagai pemain. Ia mengaku kesulitan menghadapi taktik Emery kala itu.
Menurut Maresca, seiring perjalanan karier Emery yang melatih klub-klub besar seperti Sevilla, Paris Saint-Germain, Arsenal, hingga kini Aston Villa, penguasaan taktik dan strateginya semakin matang dan kaya.
“Sudah lebih dari 25 tahun, Unai melakukan pekerjaan luar biasa di mana saja. Saya rasa layak, karena etos kerjanya yang sangat, sangat, sangat, besar,” puji pelatih asal Italia tersebut.






