Teknologi

Manajemen Pergerakan Material Masih Jadi Hambatan Utama Pabrik Global, Rugikan Potensi Pendapatan Signifikan

Jakarta – Di tengah pesatnya adopsi robotika dan lini perakitan otomatis, industri manufaktur global ternyata masih menghadapi kendala fundamental dalam memindahkan barang. Sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa manajemen pergerakan material menjadi “titik nyeri” utama bagi mayoritas perusahaan, menghambat efisiensi dan potensi keuntungan finansial yang signifikan.

Pergerakan Material: Tantangan Utama Pabrik Global

Paradoks ini disoroti dalam laporan Elevating Manufacturing Value yang diterbitkan oleh Zebra Technologies dan Oxford Economics. Meskipun area seperti kontrol kualitas telah menunjukkan kemajuan pesat berkat teknologi canggih, alur kerja penanganan material dan manajemen peralatan justru menjadi sumber masalah yang persisten.

Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!

Faktanya, pergerakan material diidentifikasi oleh responden survei sebagai area yang paling membutuhkan perbaikan. Sedikit lebih dari dua pertiga produsen secara global mengakui pergerakan material sebagai masalah utama yang mereka hadapi.

Motivasi Perbaikan dan Dampak Finansial

Produsen memiliki motivasi kuat untuk mengatasi tantangan ini. Mayoritas, yakni 79%, menyebut keinginan untuk meningkatkan akses dan kontrol inventaris sebagai prioritas utama. Selain itu, mereka juga terdorong untuk:

  • Meningkatkan efisiensi dan throughput (51%)
  • Mengurangi biaya operasional (36%)
  • Mengurangi limbah kerusakan material (35%)

Laporan tersebut menegaskan bahwa ketidakefisienan dalam memindahkan bahan baku atau barang setengah jadi di lantai pabrik dapat menyebabkan kemacetan produksi yang merugikan. Mengatasi masalah logistik internal ini bukan hanya soal kelancaran operasi, tetapi juga berdampak langsung pada pendapatan.

Produsen yang berhasil melakukan perbaikan signifikan pada manajemen pergerakan material melaporkan pertumbuhan pendapatan rata-rata 1,8 poin persentase lebih tinggi selama setahun terakhir dibandingkan mereka yang tidak. Bagi organisasi manufaktur dengan ukuran tipikal yang direpresentasikan dalam survei, selisih pertumbuhan ini berpotensi meningkatkan pendapatan sebesar USD53,8 juta.

Selain itu, perusahaan yang sukses di area ini juga menikmati manfaat operasional nyata, seperti akurasi inventaris yang lebih baik (89%) dan biaya operasional yang lebih rendah (56%).

Adopsi Teknologi dan Kesenjangan Perusahaan

Untuk mengatasi tantangan ini, produsen cenderung memilih teknologi yang paling praktis untuk pelacakan. Laporan menyebutkan bahwa komputer seluler (mobile computers) dan teknologi RFID (seperti sensor dan tag) dianggap sebagai investasi yang paling bermanfaat untuk pergerakan material.

Meskipun demikian, peran Kecerdasan Buatan (AI) mulai mendapatkan momentum. Walaupun penggunaannya di area ini masih relatif rendah, minat terhadap AI tumbuh pesat. Sebanyak 20% produsen menyatakan membutuhkan AI untuk upaya perbaikan pergerakan material saat ini, meningkat signifikan dari hanya 13% dua tahun lalu.

Kesenjangan adopsi solusi ini juga terlihat berdasarkan ukuran perusahaan. Perusahaan manufaktur “Sangat Besar” dengan pendapatan lebih dari USD10 miliar lebih mungkin telah berhasil memperbaiki alur kerja pergerakan material dibandingkan perusahaan menengah. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang lebih kecil masih berjuang lebih keras untuk mengefisienkan logistik internal mereka di tengah keterbatasan sumber daya.

Mureks