Lando Norris dipastikan akan mengenakan nomor balap legendaris nomor 1 pada Formula 1 musim 2026, sebuah kehormatan yang hanya diperuntukkan bagi juara dunia. Keputusan ini diambil setelah pembalap McLaren F1 Team tersebut sukses mengunci gelar juara dunia 2025 di Grand Prix Abu Dhabi, Minggu (7/12/2025).
Sejak debutnya di F1 pada 2019, Norris identik dengan nomor 4. Angka ini merupakan penghormatan kepada idola MotoGP-nya, Valentino Rossi, yang fenomenal dengan nomor 46. Namun, Norris memilih menghilangkan angka 6 demi menghindari kesan meniru sang legenda secara penuh. Kini, sebagai kampiun dunia, ia ingin merasakan kebanggaan menggunakan nomor 1.
“Itu tradisi, itu ada karena sebuah alasan. Nomor itu ada karena Anda bisa mencoba meraihnya dan bekerja keras untuk mendapatkannya. Itu bukan untuk saya, tapi juga untuk McLaren. Itu kebanggaan mereka, mereka telah bekerja sangat keras dan dan mengerahkan segala upaya,” ujar Norris seperti dikutip Sky Sports, Senin (8/12/2025).
Regulasi Formula 1 memang menetapkan bahwa nomor 1 hanya dapat dikenakan oleh pembalap yang berstatus juara dunia pada musim sebelumnya. Namun, sejarah penerapan nomor balap di ajang balap mobil paling prestisius ini ternyata penuh dengan perubahan dan evolusi.
Aturan Awal yang Dinamis
Pada dekade awal Formula 1, tepatnya dari tahun 1950-an hingga 1970-an, sistem penomoran pembalap jauh dari kata permanen. Berdasarkan catatan situs resmi Williams Racing, nomor balap ditentukan secara acak dari satu seri ke seri lainnya. Penyelenggara balapan masing-masing memiliki kewenangan untuk menetapkan nomor, yang seringkali didasarkan pada urutan pendaftaran tim atau hasil balapan sebelumnya.
Ikatan emosional antara pembalap dan nomor balapnya belum sekuat era sekarang. Baru pada era 1970-an, nomor balap mulai digunakan secara konsisten dalam satu musim penuh. Namun, fokusnya lebih kepada tim ketimbang individu pembalap, di mana tim bisa mempertahankan nomor berdasarkan peringkat mereka di klasemen konstruktor musim sebelumnya.
Nomor Permanen dan Pergeseran Tim
Perubahan signifikan terjadi pada tahun 1974. Sejak saat itu, nomor 1 secara resmi dialokasikan untuk pembalap juara dunia bertahan, berdasarkan klasemen konstruktor musim 1973. Satu-satunya cara nomor ini berpindah adalah jika sang juara dunia berganti tim atau melalui alokasi nomor cadangan.
Contohnya, ketika Williams debut di F1 pada 1977, mereka mendapat nomor 27 dan 28. Namun, setelah Alan Jones menjuarai dunia bersama Williams pada 1980, tim tersebut berhak menggunakan nomor 1 dan 2 di musim 1981. Ferrari, yang menjadi juara konstruktor pada 1979, kemudian mengambil alih nomor 27 dan 28 yang ditinggalkan Williams.
Kasus unik sempat terjadi ketika juara dunia memutuskan pensiun dari F1. Konstruktor yang menjadi juara musim sebelumnya berhak mendapatkan alokasi nomor 0 dan 2, seperti yang dialami Williams pada 1993 dan 1994.
Revisi dengan Pilihan Pembalap
Memasuki tahun 1996, regulasi kembali direvisi. Pembalap juara dunia bertahan tetap memakai nomor 1, dan rekan setimnya wajib mengenakan nomor 2. Nomor-nomor selanjutnya ditentukan berdasarkan peringkat tim di klasemen konstruktor musim sebelumnya.
Namun, ada keistimewaan bagi juara dunia yang memilih pindah tim. Ia tetap berhak mempertahankan nomor 1. Fenomena ini terjadi pada 1997 ketika Damon Hill, usai juara bersama Williams di 1996, pindah ke tim Arrows. Meskipun Arrows (yang sebelumnya Ligier) seharusnya menggunakan nomor 11 dan 12, kehadiran Hill membuat mereka memakai nomor 1 dan 2, sementara Williams kebagian nomor 3 dan 4.






