Komando Resor Militer (Korem) 032/Wirabraja memastikan personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih aktif di daerah-daerah terdampak bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat. Kehadiran TNI ini bertujuan membantu masyarakat dan pemerintah dalam tahap pemulihan, menyusul berakhirnya masa tanggap darurat tingkat provinsi.
“Korem 032/Wirabraja di bawah Kodam XX Tuanku Imam Bonjol hingga saat ini masih berada di wilayah-wilayah yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor,” kata Komandan Korem (Danrem) 032/Wirabraja Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Machfud di Kota Padang, Minggu (28/12).
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Brigjen Machfud menjelaskan, personel TNI tetap disiagakan di sejumlah kabupaten dan kota yang masih merasakan dampak bencana. Wilayah tersebut meliputi Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Limapuluh Kota, dan beberapa daerah lain.
Fokus Bantuan dan Pembangunan Infrastruktur
Jenderal bintang satu tersebut merinci beberapa tugas utama TNI di lokasi bencana. Ini mencakup pembangunan jembatan bailey dan jembatan aramco untuk memulihkan akses, pembangunan hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak, serta pembuatan sumur bor guna memenuhi kebutuhan air bersih penyintas banjir bandang.
Sejak bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda 16 kabupaten dan kota di Ranah Minang, Korem 032/Wirabraja telah berhasil membangun sejumlah huntara. Di Kabupaten Agam, TNI mendirikan huntara di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, yang menampung 117 kepala keluarga (KK). Selanjutnya, di Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, huntara yang dibangun mampu menampung 60 KK. Sementara itu, 20 KK lainnya ditampung di huntara yang dibangun di Kabupaten Tanah Datar.
Selain hunian, TNI juga berperan aktif dalam penyediaan air bersih. Sebanyak 13 titik sumur bor telah berhasil dibangun. Sumur-sumur bor ini tersebar di Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Solok. “Total ada 13 titik sumur bor yang dibuat dimana 11 dari TNI AD, dan dua sumur bor merupakan pembangunan mandiri dari Korem 032 Wirabraja bersama Kodam XX Tuanku Imam Bonjol,” sebut Brigjen Machfud.
Danrem juga menambahkan bahwa empat unit jembatan bailey telah rampung 100 persen. Pembangunan jembatan ini krusial setelah akses jalan darat terputus akibat bencana. Jembatan-jembatan tersebut berlokasi di Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Solok. “Empat unit jembatan bailey ini sudah rampung 100 persen sehingga kini sangat membantu mobilitas masyarakat,” pungkasnya.





