Pasar kartu grafis global diprediksi menghadapi tantangan serius pada pertengahan tahun depan. NVIDIA, produsen GPU terkemuka, dilaporkan akan memangkas produksi seri GeForce RTX 50 secara signifikan. Krisis ini bukan disebabkan oleh penurunan permintaan, melainkan kelangkaan pasokan memori global akibat lonjakan kebutuhan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Kelangkaan Memori GDDR7 Picu Penurunan Produksi GPU
Memori GDDR7, yang menjadi VRAM penting untuk kartu grafis RTX 50, menjadi sumber masalah utama. Permintaan dari pusat data, akselerator AI, dan perangkat keras perusahaan lainnya melampaui kapasitas pasokan yang tersedia. Akibatnya, produsen memori lebih mengutamakan produk AI yang jauh lebih menguntungkan.
Pantau terus artikel terbaru dan terupdate hanya di mureks.co.id!
Sumber di dalam industri mengungkapkan potensi penurunan produksi RTX 50 mencapai 30 hingga 40 persen dibandingkan paruh pertama tahun ini. Meskipun NVIDIA belum secara resmi mengonfirmasi informasi ini, data tersebut telah beredar luas dan didukung oleh sejumlah laporan terpercaya.
Konsekuensi Berat bagi Gamer PC dan Pasar Kartu Grafis
Penurunan pasokan ini khususnya memengaruhi seri mid-range, seperti RTX 5070 Ti dan RTX 5060 Ti, yang diperkirakan menggunakan 16GB GDDR7. Kapasitas VRAM sebesar ini kini menjadi standar untuk menjalankan game AAA modern secara lancar. Di sisi lain, kartu dengan VRAM 8GB saja sudah mulai kesulitan menghadapi tuntutan game terbaru.
Jika opsi 16GB semakin terbatas, para gamer berpotensi menghadapi keterbatasan signifikan dalam memilih dan membeli kartu grafis yang memadai. Sementara itu, seri RTX PRO yang menyasar kalangan profesional AI dan engineer kemungkinan tidak terkena pemangkasan produksi. Kartu tersebut memiliki harga tinggi dan menghasilkan margin keuntungan besar, sehingga NVIDIA fokus mempertahankan pasokan untuk segmen ini.
Tren Industri Memori dan Kenaikan Harga Komponen PC
Perubahan fokus produsen memori terhadap produk AI semakin terlihat nyata. Contohnya, Micron telah menghentikan lini memori konsumer Crucial demi memperkuat lini untuk perangkat enterprise. Samsung juga diperkirakan akan menaikkan harga RAM.
Produsen PC seperti Dell bahkan sudah memperingatkan bahwa harga komputer komersial bisa naik hingga 30 persen. Dampak serupa juga mungkin dirasakan oleh produk lain seperti Steam Machine terbaru dari Valve yang kini hanya sebatas rumor.
Tantangan Konsumen di Masa Depan
Gamer harus bersiap menghadapi kesulitan dalam memperoleh kartu grafis yang diinginkan pada tahun mendatang. Jika NVIDIA terpaksa membatalkan varian penyegaran “SUPER” akibat keterbatasan chip, pasar mid-to-high-end bisa mengalami kekosongan pilihan.
Tanpa adanya pelonggaran tekanan dari sektor AI atau peningkatan kapasitas produksi memori secara cepat, harga tinggi dan ketersediaan yang terbatas akan menjadi kenyataan. Ini menjadi pertimbangan penting bagi siapa saja yang merencanakan pembangunan PC gaming baru. Melihat situasi ini, para penggemar teknologi perlu mengikuti perkembangan pasokan dan teknologi baru yang mungkin muncul sebagai solusi. Pasar GPU menuju tahun depan tampaknya penuh tantangan, khususnya akibat dampak revolusi AI yang semakin merasuk ke berbagai sektor industri.






